ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Asia turun tajam diakhir pekan ini. Terbebani ketakutan yang besar akan eskalasi proteksionisme perdagangan Presiden Donald Trump. Sebagaimana dikatakan olehnya, minggu depan ia akan mengumumkan tarif impor baja dan aluminium, yang memicu penjualan saham berat lainnya di AS.
Langkah terakhir Trump, yang bertujuan melindungi produsen baja AS., mendorong investor yang lesu untuk mengurangi kepemilikan ekuitas mereka. Indek Nikkei tergelincir 2,9%, akibat kekhawatiran perdagangan dan penguatan yen. Nikkei kehilangan 3% dalam dua hari sebelumnya.
Kekhawatiran tentang kenaikan tarif dan resiko perang dagang melebihi dampak data manufaktur AS. semalam. Indikator ini meski kuat, namun dolar AS tak terelak dari tekanan pasar. Hal itu mendorong dolar dalam perdagangan JPYUSD, turun ke ¥ 105,93 terhadap yen dari 106,80 yen pada akhir perdagangan saham Tokyo pada hari Kamis. Penguatan Yen disatu sisi member pukulan bagi saham-saham eksportir di Bursa Tokyo.
Begitu juga di bursa Hong Kong, tertekan hingga membuat Indek Hang Seng turun sekitar 1%, diarea 30530. Indek Hang Seng sempat naik menyentuh level 30637. Sementara Indek bursa Seoul, KOSPI turun turun 1,4% – setelah pasar ditutup pada hari Kamis untuk liburan. Bursa saham Cina, yang juga terimbas target kenaikan tarif impor Trump ini juga mengalami penurunan. Indek Shang Hai dimana sebagian besar industri berat Cina terdaftar, turun 1%.
Penurunan Dolar AS semalam juga mendorong harga komoditas lebih tinggi di Asia. Harga minyak Brent, yang sebelumya berakhir turun, baru-baru ini, naik 0,4% pada $ 64,09 per barel setelah menetap pada titik terendah dalam lebih dari dua minggu. Harga Emas di pasar komoditi juga mengalami kenaikan, sebesar naik 1%, bahkan menyentuh harga tertinggi di $1.318,78.
Pasar sepertinya merespon negatif kehendak Donald Trump kali ini. Kenaikan Tarif tersebut diumumkan tanpa ada kerangka kebijakan. Penjelasan mungkin datang, tapi interpretasi pasar awal dari langkah ini adalah demi menaikkan peringkat popularitas Trump saja.
Beberapa pihak khawatir langkah tersebut akan menghentikan “permainan ini untuk itu ” antara A.S. dan mitra dagangnya, terutama dari produsen papan atas Cina. Sejumlah akan bersiap membawa masalah ini ke Badan Perdagangan Dunia, WTO. Pemerintah Ontario, provinsi terbesar Kanada dan rumah bagi sebagian besar produksi baja negara tersebut, mendesak Perdana Menteri Justin Trudeau untuk “secara agresif mengeksplorasi semua opsi” jika pemerintah Trump mendorong maju dengan tarif yang luas.
Disisi lain, dikabarkan bahwa stok baja Jepang turun lebih dari 3%. Memang Jepang mengekspor sedikit baja, mengingat kebutuhan domestik juga tinggi. Meski rincian tarif pada berbagai produk belum jelas, namun tidak bisa mengatakan tidak akan ada dampaknya bagi perusahaan Jepang. (Lukman Hqeem)