ESANDAR, Jakarta – Meski akhir masa jabatan Presiden European Central Bak (ECB) Mario Draghi masih lebih dari satu tahun lagi, namun saat ini sudah beredar spekulasi siapa yang bakal menggantikan Mario Draghi. Jajak yang dilakukan Bloomberg, menunjukkan kandidat terkuat adalah Jens Weidmann, yang kini menjadi Gubernur Bank Sentral Jerman.
Jen Weidmann merupakan bankir termuda di Bank Sentral Jerman tersebut pada tahun 2011. Menjadi pimpinan di Bundess Bank setelah pendahulunya mengundurkan diri sebagai aksi protes terhadap kebijakan pembelian obligasi ECB. Kini, pria berusia 49 tahun itu menjadi tokoh garis keras yang melawan kebijakan moneter ECB yang longgar, dan membuatnya dihormati di dalam negeri.
Meski demikian, ia juga mendapat kritik dari Draghi karena sikap “nein zu allem” (no to everything), sikap yang mungkin akan menghambat perjalannya menuju jabatan puncak di ECB jika negara-negara lain takut dia akan terlalu terburu-buru dalam mematikan keran uang. Sebagai konsekuensinya, tokoh Jerman belum pernah memegang kursi kepresidenan di ECB meskipun menjadi ekonomi terbesar di kawasan tersebut.
Setelah belajar di Jerman dan Prancis, Weidmann bekerja di International Monetary Fund (IMF) dan beristirahat sejenak dari Bundesbank dari tahun 2006 sampai 2011 untuk bekerja sebagai penasihat Kanselir Jerman Angela Merkel.
Sosok Mario Draghi adalah seorang ekonom Italia yang menjabat sebagai presiden bank sentral Eropa sejak tahun 2011. Dia sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Stabilitas Keuangan dari tahun 2009 sampai 2011 dan Gubernur Bank of Italy dari tahun 2005 sampai 2011.
Draghi sebelumnya bekerja di Goldman Sachs dari tahun 2002 sampai 2005. Pada tahun 2014 Draghi terdaftar sebagai orang terkuat ke-8 di dunia oleh Forbes. Pada tahun 2015 majalah Fortune menempatkannya sebagai pemimpin terbesar kedua di dunia. Masa jabatannya dijadwalkan berakhir pada bulan November 2019.
Jadi, siapapun yang akan menggantikan Mario Draghi harus siap memikul beban berat. Karir Mario Draghi di ECB telah didominasi oleh berbagi aksi melawan krisis dan janji yang menentukan untuk melakukan apapun yang diperlukan untuk mempertahankan Euro. Dengan demikian, siapapun Presiden ECB berikutnya, yang akan dipilih oleh pemerintah Uni Eropa, kemungkinan harus melepaskan stimulus ECB yang belum pernah terjadi sebelumnya dan membangun kembali penyangganya sebelum penurunan berikutnya tiba.
Gubernur Banque de France (bank sentral Prancis) Francois Villeroy de Galhau meruakan kandidat lain yang dijagokan pula. Berada di urutan kedua setelah Jen Weidmann, sedangkan Gubernur Central Bank of Ireland Philip R. Lane dan Direktur IMF Christine Madeleine Odette Lagarde masing-masing berada di urutan ketiga dan keempat di dalam survei Bloomberg tersebut. (Lukman Hqeem)