ESANDAR, Jakarta – Pergantian menteri keuangan Jerman diperkirakan akan memberikan pengaruh bagi masa depan mata uang tunggal eropa, Euro. Wolfgang Schäuble, menteri keuangan Jerman yang dianggap konservatif, akan digantikan oleh Olaf Scholz yang lebih moderat, dari Partai Demokrat Sosial, pada pemerintahan berikutnya.
Sebagaimana diketahui bahwa dua partai besar dalam koalisi pemerintahan, Partai Demokrat dimana Kanselir Angela Merkel berasal dengan Partai Sosial Demokrat berhaluan kiri tengah, telah melakukan negosiasi koalisi maraton, akhirnya menghasilkan sebuah kesepakatan pada hari Rabu (08/02/2018).
Meskipun Sosial Demokrat (Sosdem) bisa memilih namun jabatan teratas di pemerintahan berikutnya sedang diisi, termasuk mengganti kepala Departemen Keuangan. Olaf Scholz akan mengambil alih jabatan dari Kristen Demokrat dimana Schäuble berasal. Dia akan beralalih menjadi Ketua Parlemen.
Scholz, mantan walikota Hamburg, disebut pebisnis yang ramah dan moderat oleh media lokal, Schäuble dikenal karena kritiknya yang vokal terhadap program pelonggaran kuantitatif Bank Sentral Eropa dan kebijakan fiskal yang konservatif. Pada bulan Oktober, Schäuble memperingatkan bahwa kebijakan moneter yang longgar oleh Bank Centrak Eropa akan menciptakan terlalu banyak utang secara global dan dapat menyebabkan krisis keuangan global berikutnya.
Dengan naiknya Scholz menjadi menteri keuangan, berpotensi menandai pergeseran kebijakan untuk zona euro. Hal ini akan berimbas pada imbal obligasi pemerintah Eropa dan euro itu sendiri. Dibawah kepemimpinannya, kebijakan fiskal Jerman akan diyakini lebih ekspansif. Mempercepat pertumbuhan dan suku bunga yang lebih tinggi, bahkan di seluruh Eropa. Tentu saja hal ini akan mendukung euro, yang telah menguat 2,1% terhadap dolar pada 2018, karena suku bunga yang lebih tinggi akan mendorong mata uang ini ke atas.
Pada saat yang sama, tanpa keterlibatan dia, ekonomi Eropa pun bersiap untuk berkembang dengan ECB yang secara perlahan tapi pasti bergerak untuk menormalkan kebijakan moneter. Diperkirakan ini merupakan tahun yang baik untuk membeli aset-aset Eropa. Hal ini dapat juga dapat membayangi euro secara positif yang mungkin akan terjadi dalam waktu dekat ini.
Pendapat lain mengatakan bahwa Scholz memang tidak terlalu konservatif secara fiskal seperti Schäuble, namun perubahan tersebut mungkin lebih berkaitan dengan faktor lokal di Jerman, dan tidak mungkin memiliki implikasi besar bagi euro, kata Sireen Harajli, ahli strategi valuta asing di Mizuho. Menurutnya, meningkatkan masalah fundamental di zona euro akan membuat ECB untuk mengakhiri program pembelian aset pada akhir 2018, dan kenaikan suku bunga setidaknya akan dimulai pada 2019.
Hal ini tidak serta merta bisa dikatakan buruk bagi Euro, namun setidaknya akan berpengaruh juga. Seiring dengan waktu, mungkin akan terbukti hubungan yang positif antara mata uang bersama Euro dengan pengangkatan ini. Meski dalam waktu dekat tidak mungkin kebijakan fiskal Jerman akan berubah secara dramatis.
Tenggat waktu perundingan antara Sosial Demokrat dengan Kristen Demokrat Kristen, dengan partai Merkel adalah 4 Maret. Hari dimana Italia juga akan menggelar pemilihan umumnya. Jika tidak ada kesepakatan, tentu pasar akan bergejolak. (Lukman Hqeem)