ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Eropa rata-rata dibuka melemah diperdagangan akhir minggu ini. Mereka mengikuti jejak penurunan di Wall Street semalam, dimana Indek Dow Jones dan S&P 500 terkoreksi.
Indek Stoxx Europe 600 turun 0.4% ke 372.68, catatkan kinerja penurunan 1.6% dari perdagangan Kamis. Indek Eropa ini mencatat kinerja mingguan dengan turun 4% , ini akan menjadi penurunan yang paling besar sejak Februari 2016. Indek DAX 30 Jermanmasih datar diperdagangkan pada kisaran 12,256.74. Indek Jerman ini mengalami penurunan 9.7% dari level tertingginya di 13,559.60 yang tercipta pada 23 Januari kemarin. Indek CAC 40 Prancis turun 0.4% ke 5,131.78, dan Indek FTSE 100 Inggris naik 0.5% ke 7,136.63. Sementara itu, pada perdagangan mata uang, pasangan EURUSD, menguat ke $1.2280, dari sebelumnya di $1.2249 pada penutupan Kamis kemarin.
Tak dipungkiri bahwa melemahnya perdagangan Wall Street diperdagangan hari Kamis berimbas pada perdagangan Eropa hari ini. Indek Dow Jones anjlok lebih dari 1,000 poin sementara Indek S&P 500 juga demikian, sehingga mencatatkan kinerja penurunan terbesar dalam satu hari sepanjang masanya. Jatuhnya indek bursa AS ini terus berimbas dalam perdagangan bursa saham Asia di Jumat ini. Dimana Saham-saham Cina juga terpukul, sehingga mencatat kinerja penurunan terbesar dalam satu hari sejak 2015.
Kekhawatiran pasar yang berujung pada kepanikan, menyusul kemungkinan kenaikan suku bunga yang bisa lebih dini dari perkiraan. Sebagian pelaku pasar meyakini penurunan kali ini sebagai sesuatu yang wajar paska kenaikan sepanjang 2017 dan diawal tahun ini.
Sentimen politik juga mewarnai penurunan pasar kali ini. Sejumlah investor menunggu keputusan pemungutan suara terkait masalah government shutdown AS. Hingga tadi malam, terjadi kebuntuan perundingan yang akan ditentukan pada sore ini. Memang Senate telah mengabulkan anggaran untuk dua tahun kedepan, namun tetap memerlukan dukungan dari Kongres.
Sementara kenaikan imbal obligasi AS menjadi sentiment utama jatuhnya pasar dalam minggu ini. Aksi jual melanda di lantai-lantai bursa global. Aksi ini tertahan dengan keputusan Bank of England yang memutuskan untuk mempertahankan suku bunga saat ini. Sementara neraca perdagangan Cina mengisyaratkan perekonomian raksasa dari Timur ini masih tumbuh meyakinkan. Perdagangan memang surplus, namun terjadi kenaikan impor. (Lukman Hqeem)