ESANDAR, Jakarta – Kebijakan perdagangan proteksionis Presiden AS Donald Trump meningkatkan kekhawatiran akan kemunduran potensi terhadap tiga dekade kemajuan ekonomi global, menurut Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati.
“Secara global kita harus menyadari bahwa keterbukaan dan perdagangan global sebenarnya membantu banyak negara untuk memiliki kemakmuran bersama dan mengurangi kemiskinan,” kata Indrawati dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg Television di London pada hari Senin (29/01/2018). “Bahasa proteksionis saat ini pasti akan menciptakan kekhawatiran tentang apakah secara global akan ada kemunduran dalam kemajuan yang telah dicapai selama tiga dekade terakhir.”
Tanda-tanda era baru proteksionisme Amerika di bawah Presiden Donald Trump perlu digarisbawahi sejak bulan ini ketika pemerintahnya menaikkan tarif impor panel surya dan mesin cuci. Sementara Trump mengatakan Jumat lalu bahwa pertumbuhan ekonomi A.S. yang dipromosikan oleh kebijakan “Amerika Pertama” akan membantu dunia. Sayangnya, nada-nada proteksionis sejak berkuasanya Trump telah meningkatkan kekhawatiran bagi sejumlah Negara, termasuk Indonesia.
Memang hingga kini, Indonesia mengalami surplus perdagangan tahun lalu sebesar $ 12,4 miliar dengan AS. Meski surplus, namun mengalami penurunan kecil dari $ 13 miliar yang dicipta pada tahun 2016. Ketidakseimbangan neraca perdagangan ini nampaknya telah membuat Donald Trump meradang. Indonesia sebagai Negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara mendapatkan kemarahan pemerintahan Trump. Pada April lalu dia menambahkan Indonesia ke sebuah daftar negara yang akan diperiksa untuk penyalahgunaan perdagangan potensial. (Lukman Hqeem)