ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan Kamis (17/01/2018) harga minyak dunia menguat kembali. Rencana OPEC untuk membatasi pasokan minyak menjadi sentimen positif dari kenaikan kali ini.
Menteri Minyak Kuwait Bakheet Al-Rashidi menegaskan bahwa meski harga minyak saat ini telah naik, OPEC tetap berkomitmen untuk terus menjaga pasokan yang stabil. Pernyataan ini menegaskan kembali tingkat kepatuhan anggota OPEC yang diyakini terus membaik. Laporan OPEC bulan November menyatakan tingkat kepatuhan pembatasan pasokan minyak 1,8 juta bph naik dari 125% di November menjadi 128% di Desember lalu.
Disisi lain, kenaikan harga minyak ini juga didukung oleh naiknya impor minyak India. Tahun lalu, India sebagai pengimpor minyak terbesar ke 3 di dunia, nilai impornya naik 1,8% menjadi 4,37 juta bph.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) di bursa New York Mercantile Exchange ditutup menguat $0,35 atau 0,55% di level $64,08 per barel. Sedangkan minyak Brent di Bursa ICE Futures London ditutup menguat $0,33 atau 0,48% di harga $69,48 per barel.
Sebelumnya harga minyak masih bertahan di level 3 tahun tertingginya setelah Energy Information Administration dalam bulanannya telah menaikkan perkiraan harga minyak WTI untuk tahun ini menjadi $55,33 per barel dan minyak Brent menjadi $59,74.
Selain itu beberapa bank besar dunia menaikkan proyeksi harga minyak. Seperti Bank of America Merryl Lynch menaikkan prediksi harga minyak Brent di tahun ini dari $56 per barel menjadi $64 per barel dan untuk harga minyak WTI naik dari $52 per barel menjadi $60 per barel. Serta diperkirakan juga bahwa pasokan minyak dunia akan mengalami defisit sekitar 430 ribu bph atau lebih besar dari perkiraan sebelumnya yang defisit 100 ribu bph.
Sedangkan Morgan Stanley menyatakan bahwa defisit pasokan minyak tahun ini akan mencapai 500 ribu bph atau naik dari perkiraan sebelumnya 200 ribu bph dan rata-rata harga Brent di kuartal ketiga bisa $75 per barel dan minyak WTI bisa ke $70 per barel.
Goldman Sachs sendiri belum menaikkan target harga kepada dua jenis minyak tersebut, namun menyatakan bahwa keuntungan yang di dapat oleh produsen minyak makin membesar karena biaya produksi minyak hanya $50 hingga $55 per barelnya.
Data API tentang persediaan minyak AS bahwa persediaan minyak mentah turun 5,121 juta barel, persediaan bensin naik 1,782 juta barel dan persediaan minyak pemanas serta solar naik sebesar 609 ribu barel. Investor menunggu data persediaan minyak AS versi pemerintah yang dirilis oleh EIA nanti malam. (Lukman Hqeem)