ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan Poundsterling ingin berbalik arah dari tekanan sebelumnya. Sayangnya dolar AS juga ingin mempertahankan penguatannya dengan berharap kepada sentimen investor yang memandang bahwa kondisi ekonomi AS baik-baik saja.
Akhir perdagangan awal minggu ini, GBPUSD ditutup di 1.3568, sama dengan penutupan di akhir pekan lalu. Untuk sementara waktu pasangan ini cenderung bergerak bolak-balik saja dalam kisaran 1.3495 – 1.3586. Pasangan GBPUSD juga masih memiliki potensi naik selama tertahan dibawah garis simple moving average 200-jam yang pagi ini berada di 1.3500 tetap bertahan.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan awal pekan kemarin, kondisi Dolar AS memberikan tekanan kepada mata uang utama dunia lainnya dan emas, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup melemah di level 1,1967, GBPUSD ditutup melemah di level 1,3566, AUDUSD ditutup melemah di level 0,7840 dan USDJPY ditutup mendatar di level 113,06.
Data tenaga kerja di periode terakhir cukup mempengaruhi kehendak investor dan pasar lainnya bahwa kenaikan suku bunga The Fed masih bisa naik 3 kali lagi di tahun. Perjalanan sektor tenaga kerja AS masih cukup ketat bagi kami dan The Fed sendiri merasa yakin bahwa kinerja ekonomi AS masih bisa meningkat apalagi ada kebijakan pemotongan pajak yang menurut beberapa pejabat The Fed tidak terlalu memberi dorongan kenaikan inflasi.
Bicara tentang ekonomi AS memang masih ada harapan terhadap penguatan mata uangnya, namun Bank of England dan Bank of Canada kemungkinan besar akan mengikuti jejak The Fed untuk menaikkan suku bunganya juga di tahun ini. BoC mungkin menaikkan suku bunganya di bulan ini, BoE di akhir semester pertama dan The Fed di rapat bulan Maret.
Bagi European Central Bank dan Bank of Japan sepertinya baru di semester kedua tahun ini bisa naik suku bunganya, disertai pula kemungkinan besar Swiss National Bank juga akan mengakhiri suku bunga negatifnya di awal tahun depan.
Hal inilah yang selalu menganggu jalur kenaikan nilai dolar AS tersebut, apalagi sikap Trump yang selalu tidak membantu memulihkan dolar AS sendiri. Beberapa kebijakan Trump, baik masalah politik maupun ekonomi, justru membuat dolar AS sering menghadapi tekanan dan sentimen negatif tersebut berkembang seiring dengan beberapa kebijakan yang kontroversial, seperti UU pajak yang baru, dimana kebijakan pemotongan pajak biasanya dilakukan sebuah negara ketika kinerja ekonominya sedang menuju resesi.
Selain itu kebijakan politik Trump sering membuat investor geram dan tidak suka dengan langkah Trump tersebut, seperti contohnya kebijakan Timur Tengah yang menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Contoh lainnya dengan Korea Utara yang melarang mengembangkan nuklirnya. Serta kerusuhan di Iran yang konon kabarnya bahwa dalang kerusuhan di Iran merupakan hasil kerja intelijen Trump untuk lebih menekan Iran dalam pencegahan pengembangan tehnologi nuklirnya.
Pada perdagangan lainnya, USDJPY hampir tidak berubah pada saat ditutup di sesi Senin di 113.08 atau hanya turun 1 pip dari penutupan sesi Jumat. Untuk sementara waktu resistance 113.25 masih menahan potensi naik pair ini. Namun selama USDJPY tetap bergerak di atas support 112.80, potensi naik atau setidaknya pergerakan sideways di kisaran 112.80 hingga 113.37 akan tetap terlihat. Penetrasi terhadap level tertinggi sesi kemarin dapat memicu dorongan naik yang lebih besar dengan target berikutnya di 113.62.
Sementara dalam perdagangan lainnya, pasangan AUDUSD bergerak mundur pada sesi kemarin, ditutup turun 0,42% di 0.7839. Kini AUDUSD memasuki fase konsolidasi dengan potensi kisaran pergerakan 0.7800 hingga 0.7873. Namun untuk jangka pendek AUDUSD masih berpeluang untuk kembali bergerak ke atas selama zona support 0.7800 tetap bertahan. (Lukman Hqeem)