ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Asia naik ke posisi tertinggi barunya dalam perdagangan Kamis (04/01/2018). Lonjakan terjadi setelah bursa Jepang buka untuk memulai perdagangan ditahun ini. Sentimen hasil perdagangan Wall Street diawal tahun ini langsung menghinggapi pasar. Alhasil indek bursa melonjak pada posisi tebesar sejak 2016 dalam satu hari.
Indek Topix naik 2.6%, sementara Indek Nikkei naik 3.3%. Indek Shanghai naik 0.4 %, sementara Indek Hang Seng Hong Kong naik 0.6 %. Indek KOSPI sayangnya tergencet dan turun 0.8 %.
Indek MSCI Asia Pacific bersiap mencetak rekor, sebagaimana indek bursa AS saat ini. Paska risalah pertemuan FOMC yang diumumkan kemarin, memberikan gambaran para pembuat kebijakan kembali terpecah mengenai kenaikan suku bunga AS. Kenaikan secara bertahap, menjadi pilihan untuk menaikkan suku bunga.
Indek PMI disektor jasa yang akan diterbitkan hari ini juga menjadi perhatian pasar. Diantara sejumlah indicator ekonomi penting lainnya, setidaknya ini bisa memberikan arah perkembangan bisnis yang ada. Secara umum, sejumlah data ekonomi yang akan diterbitkan oleh AS pada hari Jumat, termasuk laporan tenaga kerja menjadi perhatian pasar. Diperkirakan angka pengangguran AS masih disekitar 4.1% sebagaimana bulan lalu.
Sejumlah indikator lain yang perlu diperhatikan adalah data PMI Non Manufaktur Jerman, Inggris dan AS pada hari ini. Besok terdapat data angkatan kerja AS dibulan Desember.
Indek Dolar AS versi Bloomberg tidak banyak berubah, sejak awal sesi perdagangan. Ini merupakan yang pertama kalinya sejak enam sesi perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan pasangan mata uang EURUSD, euro naik 0.1 persen ke $1.2030. GBPUSD diperdagangkan di $1.3525. Sementara Yen Jepang dikisaran 112.55 per dollar. Aussie sendiri kini diperdagangkan di 78.48 Sen AS, mendekati posisi tertinggi sejak Oktober lalu.
Dolar AS tergelincir dalam perdagangan atas Euro pada hari Kamis ini. Euro terus mendekati ke posisi terkuatnya dalam tiga tahun terakhir ini.
Harga emas sendiri terkoreksi 0.2 % saat ini dengan diperdagangkan dikisaran $1,310.31 per ons. Indek Komoditi Bloomberg naik 0.2 % tertinggi sejak Februari 2017. Disisi lain, harga minyak mentah juga terus naik. Ini memberikan dorongan kenaikan harga-harga komoditi lainnya ke posisi termahalnya dalam 10 bulan ini.
Harga Minyak mentah jenis WTI mampu naik diatas $62 per barel. Naiknya harga minyak dipicu ketentuan ambang batas pengeboran Shale Oil, yang secara berpotensi pula mendorong belanja modal dimana selama ini menjadi pendorong perekonomian besar diberbagai belahan dunia. (Lukman Hqeem)