ESANDAR, Jakarta – Sejumlah indikator ekonomi terkini menunjukkan adanya kenaikan keyakinan Ekonomi di Euro. Sementara inflasi Jerman juga menguat. Disisi lain ada divergensi dalam kebijakan moneter Bank Sentral Eropa dan The Federal Reserve, akibatnya menekan Euro, terlebih dengan Krisis Catalunya.
Tarik ulur antar sentimen ini akan mewarnai perdagangan menjelang akhir tahun ini. Euro dalam perdagangan EURUSD masih berpeluang naik. Target kenaikan mencoba ke 1.1980 – 1.2070, dengan potensi koreksi terbuka ke kisaran 1.1860 – 1.1720.
Pada Kamis (28/12/2017) investor meninggalkan Dolar AS. Pada perdagangan EURUSD di area $1,1900, GBPUSD berhasil menembus zona $1,3400 sementara AUDUSD dan NZDUSD naik ke level tertinggi 2 bulan. Dolar Kanada juga menunjukkan penguatannya atas Dolar AS meskipun kemarin terjadi penurunan tipis.
Meskipun ada data indicator ekonomi AS yang lemah, dengan indeks keyakinan konsumen turun tajam dan pertumbuhan penjualan rumah yang tertunda melambat, nyatanya penurunan Dolar AS sudah dimulai jauh sebelum data dirilis. Data neraca perdagangan, klaim pengangguran dan laporan Chicago PMI akan jatuh dirilis nanti malam dan merupakan satu set data terakhir AS yang dirilis di tahun ini.
Tahun 2017 menjadi masa yang sulit bagi dolar AS. Sepanjang tahun ini, ia kehilangan nilainya terhadap semua mata uang utama. Dolar AS turun 13% terhadap euro dan 8% melawan Poundsterling. Sekarang dolar AS di jalur untuk berakhir tahun persis seperti di awal tahun, lemah versus semua mata uang utama.
Diujung tahun ini, pergerakan pasar tetap menarik. Pergerakan naik EURUSD terjadi dengan latar belakang masalah politik Spanyol. Hal ini seharusnya mempersulit EURUSD untuk naik. Sebaliknya, Euro mampu memasuki zona $1,1900. Hingga kini EURUSD masih diperdagangkan di ujung atas rentang bulanannya dan masih berpotensi untuk bergerak lebih tinggi.
Poundsterling menguat pula, didukung oleh kenaikan sejumlah saham-saham dilantai bursa London. Indek FTSE 100 naik ke rekor tinggi baru pada perdagangan menjelang liburan. Data persetujuan hipotek rumah di Inggris yang akan dirilis sore ini diperkirakan tidak akan berdampak signifikan terhadap mata uang tersebut. Dari sudut pandang teknikal, GBPUSD masih cenderung menguat dalam jangka pendek.
Kemajuan dalam perundingan Inggris dengan Uni Eropa, untuk memindahkan pembicaraan Brexit ke masalah terkait perdagangan. Belum lagi diskusi mengenai sebuah perjanjian transisi. Memang sejumlah pemimpin memberikan peringatan bahwa diakhir tahun ini perundingan perceraian Inggris dengan Uni Eropa bisa penuh dengan bahaya.
Ketidakstabilan politik cenderung mempengaruhi Poundsterling karena popularitas PM. Theresa May melemah. Dia kehilangan kepercayaan secara besar-besaran di Partai Konservatif dalam pemilihan bulan Juni lalu. Kini ia juga menghadapi permusuhan dari banyak anggota parlemen. Kisaran perdagangan Poundsterling selanjutnya di 1.3450 – 1.3510, dengan target terkoreksi bisa ke 1.3400 – 1.3350. (Lukman Hqeem).