ESANDAR, Jakarta – Bursa saham AS berakhir turun dalam perdagangan hari Selasa (19/12/2017). Meski RUU Perpajakan akhirnya disetujui, sesuai dengan harapan pasar, aksi ambil untung tak tertolong.
Sepanjang sesi perdagangan bisa dikatakan tanpa berita atau sentimen apapun yang cukupp kuat. Alhasil investor memilih menunggu atau bahkan mengambil keuntungan sementara. Secara teknis, kondisi ini masih normal paska kenaikan yang terjadi beberapa waktu lalu.
Indek Dow Jones tergerus sebesar 37.45 poin atau 0.2%, ke 24,754.75, setelah sempat menyentuh posisi tertinggi sepanjang waktu sesaat setelah perdagangan dibuka dengan menyentuh level 24,876.07. Indek saham unggulan ini mencatat rekor naik ke-70 kalinya sepanjang 2017 ini. Melampui rekor sebelumnya sebanyak 69 kenaikan ditahun 1995.
Indek S&P turun 8.69 poin atau 0.3%, ke 2,681.47, dimana delapan dari 11 sektor saham disana mengalami penurunan. Sektor pengembang, perdagangan umum, menjadi sektor pemimpinn penurunan sebesar hampir 2%. Sementara sektor teknologi dan komunikasi masing-masing turun 0,5% dan 1%.
Indek saham khusus sektor teknologi, NASDAQ berakhir turun sebesar 30.91 poin atau 0.4%, ke 6,963.85.
Pada perdagangan sehari sebelumnya, pasar bergerak naik dengan harapan bahwa RUU Perpajakan akan diundangkan sebelum Natal tahun ini. Bukan hanya bursa saham AS, bursa saham global juga ikut terangkat naik. Jatuhnya indek saham dihari Selasa lebih banyak disebabkan oleh aksi ambil untung yang dilakukan paska kenaikan tersebut. Sepinya berita menjadi momentum pasar melepas saham-saham mereka.
Disisi lain, pasar seperti mengabaikan keputusan akhir dimana RUU Perpajakan tersebut benar-benar disetujui oleh Legeslatif. UU Perpajakan yang baru ini akan memangkas pajak korporat dan beribas pada kelas menengah AS. Dengan skema baru ini diharapkan perekonomian AS bisa lebih baik.
Indikator ekonomi terkini menunjukkan bahwa pembangunan hunian baru mengalami pertumbuhan dengan tingkat rata-rata tahunan naik menjadi 1,297 juta dibulan November. Data yang dirilis oleh Departemen Perdagangan tersebut dihari Selasa (19/12/2017) waktu setempat lebih tinggi dari angka dibulan Oktober sebanyak 3.3%, dan 12.9% lebih tingggi dari angka tahun lalu. Sayangnya ijin pembangunan hunian mengalami penurunan sebesar 1,4% menjadi hanya 1,298 juta. Disisi lain, neraca anggaran AS mengalami kenaikan sehingga terjadi penurunan defisit anggaran sebesar 19% menjadi hanya $100,6 milyar dikwartal ketiga.
Bursa saham Asia beragam, dimana Indek Nikkei turun 0,06% dan Hang Seng naik 0,15%. Sementara bursa saham Eropa turun 0,42%.
Indek Dolar AS ICE melemah 0,3% ke 93.440, mendorong kenaikan harga sejumlah komoditi. Harga Minyak mentah naik 0,6% sementara harga emas ke $1,262.80 per troy ons.(Lukman Hqeem)