ESANDAR, Jakarta – Sejumlah bursa saham Asia diperkirakan akan naik diawal minggu ini. Hasil Thanksgiving AS yang cukup positif, akan disambut optimisme pasar akan penguatan bursa.
Baik Indek Nikkei dan Hang Seng, diperkirakan menguat sejak sesi awal perdagangan. Sejumlah saham unggulan akan terkerek naik oleh sentiment kenaikan saham ritel di AS. Liburan Thanksgiving yang diikuti dengan penjualan “Black Friday” membuat konsumen ramai menyerbu sejumlah gerai peritel. Amazon dan Macy’s terdorong naik harga sahamnya.
Indek bursa saham Asia naik ketujuh kalinya dalam delapan minggu. Saham-saham unggulan mengalami kenaikan dengan hasil pendapatan global yang meningkat. Disisi lain, pertumbuhan ekonomi global yang cukup optimis membuat pasar semakin kondusif untuk naik.
Bukan itu saja, pertumbuhan ekonomi AS di kuartal ketiga mungkin lebih kuat dari pertumbuhan awal investasi konstruksi dan bisnis. Sayangnya, pengeluaran rumah tangga dalam kecepatan yang lebih lambat di bulan Oktober setelah serangan badai bulan sebelumnya. Sementara pertumbuhan di tingkat produsen kemungkinan akan tetap kuat di bulan November.
Para bankir Bank Sentral AS masih akan berada di tengah pusat perhatian pasar. Gubernur Utama Bank Sentral AS Janet Yellen akan berbicara di depan Komisi Ekonomi di Kongres. Rapat dengar pendapat ini juga membahas tentang sukses kepemimpinan The Fed. Gubernur The Fed wilayah New York William Dudley sendiri juga akan berbicara di New York pada hari Senin ini. Apa yang disampaikannya diharapkan bisa memberikan gambaran kurva inflasi yang ada.
Dilain pihak, Bank of Korea diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada pukul 10:00 waktu setempat di Seoul pada hari Kamis ini. Juga pada hari Kamis, Korea Selatan akan melaporkan produksi industri dibulan Oktober. Jepang juga akan memperbarui produksi industri Oktober dan Hong Kong akan merilis penjualan ritel Oktober. PMI China pada hari Jumat akan seperti dorongan deleveraging pemerintah mulai menggigit, meningkatkan kekhawatiran atau perlambatan ekonomi.
Sementara itu, terjadi peningkatan krisis keamanan di Pakistan. Pemerintah Pakistan mengirim pasukan paramiliter ke ibukota Islamabad untuk memecah pemrotes dari partai keagamaan sayap kanan, yang telah menahan ibu kota tersebut dalam pengepungan selama tiga minggu di tengah meningkatnya kekerasan sebelum pemilihan tahun depan. Delapan orang, termasuk dua polisi, tewas dan terluka dalam bentrokan pada hari Sabtu. Investor akan melihat perkembangannya dengan seksama akibat defisit transaksi berjalan dan menopang cadangan devisa yang semakin menipis. (Lukman Hqeem)