Harga Emas

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga emas turun dari titik tertinggi sepanjang masa, karena aksi ambil. Hal ini menghapus sebagian kilau logam mulia tersebut dalam perdagangan diawal minggu ini, (07/04/2025). Namun, ke depannya, diyakini bahwa reli harga masih berpeluang terjadi setelah emas melakukan konsolidasi singkat.

Harga logam mulia mencapai titik tertinggi sepanjang masa di perdagangan minggu lalu, $3167 per troy ons karena investor global telah bergegas mencari tempat yang aman untuk emas di tengah ketidakpastian geopolitik. Ketika nilainya melonjak, diyakini bahwa hanya masalah waktu saja aset tersebut akan mengalami koreksi setelah dibeli secara signifikan.

Aksi jual emas yang terjadi sejurus kemudian akhirnya memang memangkas keuntungan, tidak tanggung-tanggung bahkan harga sempat terjatuh hingga $2971. Secara teknis, koreksi ini masih wajar mengingat sebelumnya harga telah mencetak rekor tertinggi sepanjang masanya.

Saat ini, investor merasa rasio risiko/imbalan tidak menguntungkan pada sisi beli, oleh karena itu, mereka menarik keuntungan mereka. Lebih jauh, investor telah membukukan keuntungan dalam aset safe haven untuk menutupi kerugian dalam perdagangan lain, karena kekalahan global menghapus triliunan dari portofolio investor.

Sebelumnya, menjelang pengumuman kebijakan tarif oleh Presiden AS, harga emas mengalami kenaikan. Terjadi aksi beli besar-besaran oleh bank sentral dan kekhawatiran akan pembalasan dari mitra dagang utama, serta potensi perang dagang besar-besaran yang mendorong permintaan aset safe haven, sehingga membatasi kerugian. Investor juga telah mengalihkan preferensi mereka ke pengiriman emas fisik, alih-alih penyelesaian tunai di tengah kekhawatiran bahwa tarif dapat mengganggu pengiriman.

Ke depannya, harga emas kemungkinan akan melonjak lebih tinggi. Goldman Sachs memperkirakan emas pada $3.300 per ons menjelang akhir tahun 2025. Diyakini bahwa harga emas COMEX dapat mencapai $3.500 per ons dalam dua tahun ke depan. Saat ini, harga emas COMEX berkisar di sekitar level $3.100 per ons.

Dalam jangka pendek, harga emas menyimpan potensi koreksi untuk berkonsolidasi. Namun demikian, bisa juga emas tidak mengalami koreksi lebih lanjut. Adanya kekhawatiran perang dagang, konflik geopolitik yang sedang berlangsung, percepatan de-dolarisasi, pembelian bank sentral yang kuat mendukung harga naik.

Oleh karena itu, jika emas jatuh, ada banyak pendorong yang membantu aset safe haven ini cepat bangkit kembali dari posisi terendah. Terlihat dalam perdagangan di awal sesi Asia pagi ini. Di sisi lain, pemicu jangka pendek bagi emas untuk mencapai puncak baru juga masih terjaga.

Potensi koreksi dapat membawa harga emas mengalami penurunan nilai hingga 40 persen selama beberapa tahun ke depan. Dari harga saat ini, emas dapat mendekati harga $1.800 kembali.

Pasar perlu mempertimbangkan adanya peningkatan pasokan emas. Hal ini akan menyebabkan penurunan harga, karena permintaan tidak akan dapat memenuhi permintaan. Meningkatnya keuntungan dari para penambangan emas dari negara-negara di seluruh dunia telah mendorong mereka meningkatkan produksi, sementara daur ulang emas juga meningkat.

Lebih lanjut, diyakini pula bahwa bank sentral kemungkinan akan mengurangi pembelian emas yang terus-menerus. Minat investor juga kemungkinan akan menurun mengingat kekhawatiran tentang ekonomi biasanya merupakan faktor jangka pendek yang memengaruhi harga emas.

Ada prasyarat lebih lanjut bahwa harga emas dapat terkoreksi hingga sebesar 40 %. Penuruna harga dapat terjadi jika tidak ada perang dagang, ekonomi global berkembang, pasar ekuitas berada pada titik tertinggi sepanjang masa, dan tidak ada kekhawatiran geopolitik. Sayangnya memang hingga saat ini belum terlihat skenario seperti itu terjadi.