ESANDAR – Bursa saham Tokyo mengawali perdagangan di hari pertama bulan Juli, Senin (01/07/2024) dalam nada optimis. Indek saham acuan Nikkei 225 dibuka naik 0,65% pada 39,839.82, sedangkan Topix naik 0,78% pada 2.831,63.
Kenaikan saat ini adalah melanjutkan naiknya indek saham pada perdagangan akhir pekan lalu. Indek Nikkei 225 berakhir naik 213 poin atau 0,54 persen. Saham yang memimpin kenaikan adalah Sumitomo Dainippon, Ebara dan IHI. Sementara yang mengalami penurunan terbesar adalah Hino Motors, Shiseido dan Chiyoda.
Sementara itu bursa saham Hong Kong mengakhiri perdagangan minggu lalu dengan sedikit perubahan, karena kehati-hatian menjelang data inflasi AS. Pasar menilai bahwa tersebut dapat berdampak pada penurunan suku bunga AS lebih lanjut. Indeks Hang Seng nyaris tidak bergerak di wilayah positif hingga ditutup pada 17.718,61. Indeks Hang Seng China Enterprises berakhir sedikit lebih tinggi pada 6,331.86.
Perdagangan sepi karena investor menunggu data konsumsi pribadi AS yang dirilis beberapa jam kemudian. Ini merupakan data inflasi yang disukai oleh Federal Reserve AS. Awal pekan ini, kemungkinan penurunan suku bunga AS sebesar 25 basis poin naik menjadi 61% dari 45% pada bulan sebelumnya.
Dalam berita korporat, hanya satu dari tiga debutan pasar yang memperoleh keuntungan pada hari pertama perdagangan mereka.
Perusahaan ride-hailing Tiongkok, Dida ditutup pada HK$4,65 per saham, turun 22,5% dari harga IPO sebesar HK$6. Penyedia layanan pertukaran data Teknologi Tianju Dihe (Suzhou) ditutup pada HK$60,15 per saham, turun hampir 28% dari harga pencatatannya di HK$83,33.
Di sisi lain, saham produsen perhiasan Laopu Gold ditutup pada HK$70 per saham, 73% lebih tinggi dari harga IPO sebesar HK$40,50.
Bursa saham unggulan di Wall Street juga akhirnya merosot setelah investor mencerna data inflasi yang dirilis. Penurunan terjadi bersama dengan terkoreksinya dolar AS. Penurunan ini membalikkan kenaikan sebelumnya, yang terjadi saat imbal hasil Treasury naik dan dolar AS juga menurun.
Pasar menyerap data yang menunjukkan inflasi bulanan AS tidak berubah di bulan Mei. Data ini menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS yang datar pada bulan lalu mengikuti kenaikan 0,3% yang tidak direvisi pada bulan April. Dalam 12 bulan hingga Mei, indeks harga PCE meningkat 2,6% setelah naik 2,7% di bulan April. Pembacaan inflasi bulan lalu sejalan dengan ekspektasi para ekonom.
Data tersebut memicu optimisme bagi beberapa investor bahwa Federal Reserve dapat mulai menurunkan suku bunga pada bulan September.
Indeks saham dunia MSCI, S&P 500 dan Nasdaq semuanya mencapai rekor tertinggi di awal perdagangan tetapi kemudian melemah. Di Wall Street sendiri, volume melonjak menjelang penutupan ketika FTSE Russell menyelesaikan rekonstitusi indeksnya. Itu adalah volume harian terbesar kedua tahun ini.
Diawal perdagangan, pasar tampaknya paling fokus pada laporan PCE. Namun, kemudian mengalami rekonstitusi Russell, dan menjelang sore hingga penutupan pasar perdagangan memiliki cukup banyak pergerakan dan gejolak. Terjadi reposisi dan aksi jual pada akhir kuartal.
Indek Dow Jones turun 45.20 poin, atau 0.12%, menjadi 39,118.86, indek S&P 500 kehilangan 22.39 poin, atau 0.41%, menjadi 5,460.48 dan Nasdaq kehilangan 126,08 poin, atau 0,71%, menjadi 17.732,60. Selama kuartal ini, S&P 500 naik 3,9%, Nasdaq naik 8,3% dan Dow turun 1,7%.
Investor masih mencerna komentar yang dibuat selama debat presiden AS pada Kamis malam antara Presiden Demokrat Joe Biden dan saingannya dari Partai Republik Donald Trump menjelang pemilu November. Perdebatan ini membuat beberapa sekutu Amerika bersiap menyambut Trump kembali menjabat sebagai presiden. Perdebatan ini membuat saham Grup Media & Teknologi Trump mengalami kenaikan di awal sesi perdagangan, meski berakhir turun 10,8%.
Imbal hasil Treasury AS lebih tinggi di tengah ketidakpastian politik setelah debat presiden AS dan menjelang pemilihan legislatif Perancis. Yield yang bergerak berbanding terbalik dengan harga, kini telah menurun setelah pembacaan inflasi AS.
Imbal hasil obligasi acuan 10 tahun AS naik 10,4 basis poin menjadi 4,392%, dari 4,288% pada akhir Kamis.
Pemungutan suara putaran pertama di Prancis akan dilaksanakan pada hari Minggu, namun hasil akhirnya baru akan diketahui setelah pemungutan suara putaran kedua pada tanggal 7 Juli.
Dolar AS sedikit melemah setelah data inflasi. Dolar awalnya melemah terhadap yen, pasangan mata uang yang paling sensitif terhadap data ekonomi AS karena korelasi yang tinggi dan positif terhadap imbal hasil Treasury. Namun, Greenback bisa menguat dan diperdagangkan hampir datar pada hari ini, dengan investor masih fokus pada perbedaan suku bunga yang besar antara Amerika Serikat dan Jepang.
Dolar terakhir naik tipis terhadap yen Jepang pada 160,815 yen dalam perdagangan USD/JPY, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi 38 tahun di 161,27 yen. Pelemahan yen telah memicu ekspektasi intervensi pemerintah Jepang untuk membendung pelemahan mata uang.
Indek dolar AS (DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang, turun 0,05% pada 105,84, sedangkan euro dalam perdagangan EUR/USD naik 0,1% pada $1,0713.
Pada perdagangan komoditi, harga minyak turun. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 20 sen, atau 0,24%, menjadi $81,54 per barel.