ESANDAR – Harga emas ditutup lebih rendah pada perdagangan di hari Kamis (04/04/2024) untuk pertama kalinya dalam delapan sesi menyusul rekor pergerakan yang mendorong harga di atas $2.300 untuk pertama kalinya karena investor mempertimbangkan komentar sehari sebelumnya dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell sambil menunggu penurunan suku bunga dari bank sentral. Harga emas untuk pengiriman Juni ditutup turun $6,50 menjadi menetap di $2,308.50 per ons.
Penurunan ini menyusul pidato Powell pada hari Rabu, yang mengatakan bank sentral perlu yakin bahwa inflasi sedang mencapai target 2% karena data terus menunjukkan perekonomian AS masih dalam kondisi panas.
“Kami tidak memperkirakan akan tepat untuk menurunkan suku bunga kebijakan kami sampai kami memiliki keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi akan bergerak turun secara berkelanjutan menuju angka 2 persen. Mengingat kekuatan perekonomian dan kemajuan inflasi sejauh ini, kami punya waktu untuk membiarkan hal tersebut terjadi. data memandu keputusan kita mengenai kebijakan,” kata Powell.
The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini dengan total 75 basis poin, namun pernyataan yang bertentangan dari para pejabatnya telah mengaburkan prospek tersebut.
Jerome Powell berulang kali menyampaikan pernyataannya dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan inflasi dan bahwa indikator-indikator yang ada saat ini akan membuat The Fed tetap berhati-hati namun tetap terbuka terhadap penurunan suku bunga pada tahun 2024. Meski demikian, eksekutif Fed seperti Raphael Bostic justru mengambil sikap yang jauh lebih hawkish dengan menawarkan pandangannya bahwa mungkin hanya ada satu pemotongan sebesar 25 basis poin tahun ini dan tidak akan terjadi hingga kuartal keempat.
Pada perdagangan di pasar uang, Dolar AS melemah sejak awal, membuat emas lebih terjangkau bagi pembeli internasional. Indeks dolar ICE terakhir terlihat turun 0,19 poin menjadi 104,06. Imbal hasil Treasury lebih tinggi. Surat utang AS bertenor dua tahun terakhir terlihat membayar 4,702%, naik 2,1 basis poin, sedangkan imbal hasil obligasi 10 tahun naik 0,3 basis poin menjadi 4,358%.
Pelaku pasar nampaknya mewaspadai kemungkinan lonjakan Dolar AS menyusul potensi laporan Nonfarm Payroll yang diyakini akan naik. Penguatan Dolar AS inilah yang menjadi momentum pasar melakukan aksi ambil untung setelah harga emas mencapai posisi tertinggi sepanjang masanya.