Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga emas mencapai rekor tertinggi baru pada perdagangan di hari Kamis (04/04/2024) pada sesi Eropa. Harga mampu melampaui batas $2.300 per ounce yang disentuh pada hari Selasa dan kini melonjak kembali karena komentar baru-baru ini dari pejabat Federal Reserve yang memperkuat ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga AS.

Pada perdagangan emas di pasar spot, harga memang telah turun 0,3% kembali pada $2,291.65 per ounce, pada 16:43 WIB, berhenti sejenak setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa $2,304.09. Sementara dalam perdagangan di bursa berjangka, harga emas diperdagangkan di $2,311,20 per troy ons.

Terdapat sejumlah alasan yang dapat menjadi pertimbangan dalam melihat prospek kenaikan harga emas, baik dalam jangka pendek dan menengah. Pertama adalah adanya permintaan besar yang datang dari Asia, terutama dari Cina dan permintaan yang kuat dari bank sentral untuk kebutuhan cadangan devisa.

Kedua adalah sentimen Geopolitik. Memanasnya kembali situasi di Timur Tengah dan Ukraina membuat investor kembali was-was. Permintaan emas sebagai asset safe haven mengemuka dalam situasi yang demikian.

Ketiga adalah ekspektasi pasar seputar penurunan suku bunga bank sentral. Meskipun sejumlah eksekutif Fed termasuk Ketua Jerome Powell pada hari Rabu masih terus fokus dan berdebat pada perlunya lebih data sebelum suku bunga AS dapat diturunkan, namun hampir 60% keyakinan pelaku pasar bahwa pemangkasan akan dilakukan pada bulan Juni ini.

Perhatian pasar dalam jangka pendek, akan menitik beratkan perhatiannya ke data non-farm payroll (gaji non-pertanian) AS untuk bulan Maret yang akan dirilis pada hari Jumat besok. Data ini dianggap dapat menjelaskan lebih lanjut mengenai waktu penurunan suku bunga pertama dari The Fed.

Pembelian bank sentral yang kuat dan arus masuk aset safe-haven yang kuat di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik telah meningkatkan permintaan emas, yang telah meningkat lebih dari 25% sejak bulan Oktober.

Bukti sejarah sejak tahun 2001 menunjukkan bahwa emas menguat ketika siklus kenaikan suku bunga Fed berakhir dan terus memperpanjang pergerakan bullishnya ketika siklus penurunan suku bunga Fed dimulai. Oleh karena itu, tetap waspadai risiko koreksi dari kenaikan kembali Dolar AS.