Harga emas mencoba untuk menguat kembali di awal perdagangan sesi Asia pada Selasa (19/03/2024). Dukungan positif didapatkan oleh spekulasi penurunan suku bunga The Fed, yang akan meningkatkan daya tarik logam mulia.
Sebelumnya Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengakhiri penyampaiannya di kongres selama dua hari dengan mengatakan “jika perekonomian AS berjalan sesuai harapan, The Fed akan mempertimbangkan untuk ‘secara hati-hati menghapus’ sikap kebijakan moneternya yang restriktif”. Atas pernyataan ini, para investor kembali membeli logam mulia dan membuat harga emas di pasar spot naik 0,1% pada $2,161.19/ons.
Perdagangan emas sempat datar-datar saja karena investor masih menunggu menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve AS minggu ini yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai waktu kemungkinan penurunan suku bunga tahun ini.
Harga emas di pasar spot berakhir sedikit berubah pada perdagangan Senin, pada $2,160.97 per ounce. Harga emas di bursa berjangka AS juga berakhir datar pada $2,164.40.
Perhatian pasar tertuju pada hasil pertemuan kebijakan moneter dua hari The Fed yang berakhir pada hari Rabu. Bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil, dan pasar menunggu proyeksi perekonomian dan suku bunga terbaru dari para pengambil kebijakan.
Harga emas sendiri turun 1% pada minggu lalu setelah data menunjukkan bahwa harga konsumen AS meningkat dengan kuat pada bulan Februari dan harga produsen naik lebih dari yang diharapkan, mengurangi harapan penurunan suku bunga The Fed lebih awal.
Suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Para pedagang saat ini memperkirakan peluang penurunan suku bunga The Fed pada bulan Juni sebesar 51%, dibandingkan dengan 56% pada hari Senin, menurut CME FedWatch Tool.
Dalam perdagangan mata uang, indek Dolar AS (DXY) berada di dekat level tertinggi dalam dua minggu terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.