Mengawali perdagangan di awal sesi Asia pada Senin (04/03/2024) harga emas stabil di bursa berjangka setelah menetap pada rekor tertinggi pada hari Jumat. Data ekonomi AS yang akan datang seperti data nonfarm payrolls bisa menjadi katalis bagi pergerakan pasar untuk naik lebih lanjut jika angkanya dilaporkan jauh lebih lemah dari perkiraan.
Jika tidak, sebagian besar keuntungan yang diraih pada hari Jumat kemungkinan akan dibukukan. Ketika ada kepastian mengenai waktu dan besarnya keputusan The Fed yang tertunda, emas bisa naik ke area $2.300/oz. Harga emas di pasar spot sendiri sedikit berubah pada $2,083.29/oz.
Harga emas di akhir pekan melonjak ke rekor tertingginya karena data ekonomi AS yang lemah meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga akan segera terjadi. Harga emas untuk pengiriman April naik $41,00 menjadi $2,095.70 per troy ons, melewati rekor sebelumnya sebesar $2,093.10 yang dicapai pada 27 Desember.
Kenaikan ini terjadi setelah data indeks manufaktur ISM disampaikan turun menjadi 47,8 pada bulan Februari dari 49,1 pada bulan sebelumnya, sementara perkiraan konsensus memperkirakan angka 49,5. Belanja konstruksi dan sentimen konsumen juga turun.
Data yang lemah ini muncul sehari setelah AS melaporkan Indeks PCE, ukuran inflasi pilihan Federal Reserve, turun pada bulan Januari dari bulan Desember, sementara beberapa negara Eropa juga melaporkan melambatnya inflasi, meningkatkan harapan untuk menurunkan suku bunga.
Para eksekutif The Fed masih harus bersabar soal penurunan suku bunga, dimana ini putusan ini tetap menjadi faktor makro-bullish utama untuk emas.
Dolar AS sendiri melemah, membuat logam ini lebih terjangkau bagi pembeli internasional, dengan indeks dolar ICE terakhir terlihat turun 0,27 poin menjadi 103,89.
Imbal hasil Treasury turun tajam, dengan obligasi dua tahun AS terakhir terlihat membayar 4,533%, turun 9,8 basis poin, sedangkan imbal hasil obligasi 10 tahun turun 6,7 basis poin menjadi 4,188%