Harga minyak naik mendekati level tertingginya dalam satu bulan setelah persediaan AS turun jauh lebih besar dari perkiraan dan Cina meluncurkan stimulus tambahan. Harga West Texas Intermediate (WTI) naik di atas $75 per barel setelah mencapai level tertinggi sejak 26 Desember dalam perdagangan di hari Rabu (24/01/2024), sementara Brent mencapai $80.
Dilaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun lebih dari 9 juta barel pada pekan lalu, enam kali lebih besar dari perkiraan, mencapai level terendah sejak Oktober. Sementara Cina mengatakan akan memotong rasio cadangan wajib perbankan dalam waktu dua minggu dan mengisyaratkan bahwa langkah-langkah dukungan lebih lanjut akan menyusul, sehingga membantu prospek konsumsi energi di negara importir minyak mentah terbesar tersebut.
Harga minyak sendiri nampak masih kesulitan untuk keluar dari kisaran sempitnya pada bulan ini, seiring dengan ketegangan geopolitik di Laut Merah yang telah mengguncang perdagangan global dan diimbangi oleh kekhawatiran bahwa pertumbuhan pasokan minyak mentah akan tetap kuat dari produsen non-OPEC. Sebagai pengingat akan meningkatnya risiko di Timur Tengah, angkatan laut AS mencegat serangan terhadap dua kapal kontainer yang ditembakkan oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman.
Penurunan persediaan minyak mentah AS bisa jadi merupakan sebuah anomali mengingat cuaca dingin yang tidak normal baru-baru ini, sehingga mengganggu produksi. Namun, pasokan minyak mentah dari negara-negara non-OPEC terus mengimbangi kekhawatiran Timur Tengah, yang menunjukkan bahwa minyak mungkin terbatas sampai ada kejelasan mengenai prospek pertumbuhan global.
Berbagai ketegangan di Timur Tengah telah menguji kegelisahan para pedagang minyak dalam beberapa bulan terakhir ketika perang Hamas-Israel berlarut-larut dan Iran meningkatkan profilnya, seringkali melalui proksi tetapi juga menyerang sasaran di Irak dan Pakistan sendiri. Pasukan AS telah aktif di Laut Merah, dan menyerang milisi yang didukung Iran di Irak.
Citigroup Inc. memperingatkan bahwa Brent bisa melonjak hingga $90 per barel jika ketegangan meningkat, meskipun bank tersebut memperingatkan bahwa hal tersebut bukanlah perkiraan dasar.
Bentang harga WTI, yakni perbedaan antara dua kontrak terdekatnya kini telah melebar menjadi 12 sen per barel, sebuah struktur bullish. Bandingkan dengan 7 sen di contango – pola sebaliknya – dua minggu lalu.