Saham-saham menguat pada hari Kamis, setelah dua hari mendapatkan tekanan oleh aksi jual secara luas. Optimisme pasar pada masa depan AI mendorong saham Nvidia dan saham-saham chip lainnya menguat.
Ketiga indeks saham utama AS ditutup lebih tinggi, dengan reli yang solid pada saham-saham terkait teknologi yang mendukung Nasdaq. Indek Nasdaq memimpin kenaikan dengan naik 1,4%. Sub sektor Teknologi Informasi menjadi yang berkinerja terbaik di bursa S&P 500, dengan naik 2,0%, sedangkan sektor utilitas menjadi pecundang terbesar, dengan turun 1,1%.
Indek Dow Jones naik 202,01 poin, atau 0,54%, menjadi 37,468.68, S&P 500 naik 41,73 poin, atau 0,88%, menjadi 4,780.94 dan indek Nasdaq menambahkan 200,03 poin, atau 1,35%, menjadi 15.055,65. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang ditutup 0,39% lebih tinggi, Nikkei Jepang turun 0,03%.
Saham Taiwan Semiconductor Manufacturing (TSMC) yang terdaftar di bursa saham AS melonjak 9,8% setelah perusahaan pada hari Kamis memproyeksikan pertumbuhan pendapatan lebih dari 20% pada tahun 2024 karena meningkatnya permintaan untuk chip kelas atas yang digunakan dalam aplikasi kecerdasan buatan (AI).
Pengutan bursa saham AS juga karena data pasar tenaga kerja yang kuat memberikan bukti terbaru kekuatan ekonomi AS meskipun terdapat fakta bahwa hal tersebut dapat mendorong Federal Reserve menunda penurunan suku bunga kebijakan utamanya. Para investor sendiri juga terus mengevaluasi kapan Federal Reserve kemungkinan akan mulai menurunkan suku bunganya.
Sementara itu, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa dia terbuka untuk menurunkan suku bunga AS lebih cepat dari yang dia perkirakan jika ada bukti yang “meyakinkan” dalam beberapa bulan mendatang bahwa inflasi turun lebih cepat dari perkiraannya.
Rekan The Fed, Bank Sentral Eropa (ECB) sendiri memperingatkan dalam risalah pertemuan terbarunya bahwa terlalu dini untuk membahas pelonggaran kebijakan.
Sebuah laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim awal tunjangan pengangguran turun ke level terendah sejak September 2022, sehingga menimbulkan keraguan lebih lanjut mengenai apakah bank sentral AS akan memangkas suku bunga target dana Fed pada akhir pertemuan kebijakan bulan Maret.
Langkah The Fed sangat bergantung pada data dan data kini telah menunjukkan bahwa perekonomian terus menguat. Tidak terlalu kuat memang, tapi cukup kuat untuk menghindari resesi meski suku bunga dinaikkan. Data yang solid, selain kegelisahan seputar potensi eskalasi konflik di Timur Tengah, membantu menjaga tekanan pada imbal hasil Treasury.
Pasar keuangan memperkirakan kemungkinan sebesar 55,7% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan Maret, turun dari 70,2% pada minggu lalu, menurut alat FedWatch CME. Ekspektasi pasar pada penurunan suku bunga Fed cukup agresif. Penurunan suku bunga pada bulan Maret nampaknya sangat prematur, terutama mengingat kekuatan perekonomian.
Imbal hasil Treasury AS naik tipis menyusul data klaim pengangguran yang kuat, yang menunjukkan bahwa The Fed dapat menunda penurunan suku bunga lebih lama dari perkiraan sebelumnya. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun terakhir turun harga 32/11 menjadi menghasilkan 4,1459%, dari 4,104% pada akhir Rabu. Obligasi tenor 30 tahun terakhir turun harganya 35/32 dan menghasilkan imbal hasil 4,3734%, dari 4,312% pada akhir Rabu.