Indeks saham global MSCI turun pada hari Senin (27/11/2023) dan bunga Obligasi AS turun saat investor masih mencerna data perumahan AS yang lemah dan menunggu data inflasi utama yang akan dirilis pada minggu ini. Dolar AS sendiri melemah terhadap sebagian besar mata uang utama, terbebani oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve akan selesai memangkas suku bunga dan mungkin mulai memangkasnya pada paruh pertama tahun depan.
Dalam perdagangan komoditi, harga minyak juga turun, dimana minyak mentah Brent diperdagangkan di bawah $80 per barel. Para investor memilih untuk menunggu dan melihat pertemuan OPEC+ yang juga akan dilakukan dalam minggu. Mereka memperkirakan bahwa OPEC+ masih akan melakukan pembatasan pasokan hingga tahun 2024. Sementara dalam perdagangan komoditi keras, harga emas mencapai level tertinggi dalam enam bulan karena dorongan dari pelemahan dolar dan ekspektasi jeda pengetatan kebijakan The Fed.
Data ekonomi terbaru menunjukkan bahwa penjualan rumah keluarga tunggal baru di AS turun lebih besar dari perkiraan pada bulan Oktober, kemungkinan besar karena suku bunga hipotek yang lebih tinggi mengurangi keterjangkauan, namun segmen perumahan masih didukung oleh kurangnya properti yang dimiliki sebelumnya di pasar.
Banyak investor mulai melihat ke depan, dimana ada perasaan bahwa perekonomian sedang melambat, pertumbuhan harga kemungkinan akan terus turun, dan pertumbuhan laba kemungkinan akan turun. Data penjualan rumah yang lemah ini sejalan dengan kekhawatiran mereka terhadap perlambatan ekonomi AS. Pasar juga mencermati bagaimana pemberikan diskon besar-besaran di toko-toko pada Black Friday, yang mengawali musim belanja liburan, dimana mereka mengantisipasi angka belanja barang-barang diskresi yang lebih rendah.
Diantara sejumlah indikator ekonomi utama, angka ukuran inflasi yang menjadi pilihan The Fed dan angka inflasi konsumen zona euro dimana akan dirilis pada hari Kamis adalah yang paling dinanti. Pasar menilai bahwa angka-angka ini berpotensi memberikan arahan bagi pergerakan pasar selanjutnya.
Hasil perdagangan di Wall Street, Dow Jones turun 56,68 poin, atau 0,16%, menjadi 35.333,47, S&P 500 turun 8,91 poin, atau 0,20%, menjadi 4.550,43 dan Nasdaq turun 9,83 poin atau 0,07% menjadi 14.241,02.
Indeks saham di seluruh dunia telah menguat baru-baru ini karena imbal hasil (yield) obligasi yang turun, dengan menurunnya inflasi di negara-negara maju meningkatkan ekspektasi investor bahwa bank sentral sudah selesai menaikkan suku bunga dan mungkin akan segera menurunkannya. Namun, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan perjuangan Bank Sentral Eropa untuk menahan pertumbuhan harga belum selesai karena pertumbuhan upah masih kuat dan prospeknya tidak pasti, namun dia menunjukkan berkurangnya tekanan inflasi zona euro.
Hal yang penting adalah data ekonomi dan kebijakan bank sentral dan informasi apa pun yang muncul dalam kedua bidang tersebut, bidang-bidang itulah yang akan menaikkan atau menurunkan imbal hasil Obligasi pada saat ini. Bunga Obligasi AS tenor 10 tahun sendiri terus turun sepanjang hari dan terakhir turun 9,9 basis poin menjadi 4,385%, dari 4,484% pada akhir Jumat.
Hal ini turut memantik pelemahan Dolar AS terhadap sebagian besar mata uang utama dan berada di jalur penurunan bulanan lebih dari 3%, yang merupakan penurunan bulanan terbesar dalam setahun. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, turun 0,213%, dengan euro menguat 0,12% menjadi $1,0952. Pelemahan ini membuat Yen Jepang menguat 0,55% terhadap greenback pada 148,63 per dolar, sementara sterling terakhir diperdagangkan pada $1,2625, naik 0,14% hari ini.
Pada perdagangan komoditi berjangka, harga minyak berjangka melemah menjelang pertemuan OPEC+ pada hari Kamis di mana negara-negara anggota akan mencoba menyetujui pembatasan pasokan hingga tahun 2024. Pertemuan tersebut awalnya dijadwalkan pada hari Minggu tetapi ditunda karena produsen kesulitan untuk mencapai kesepakatan. Minyak mentah AS, West Terxas Intermediate turun 0,9% menjadi $74,86 per barel dan Brent turun 0,7% menjadi berakhir pada $79,98.
Seiring dengan melemahnya dolar, kekhawatiran investor terhadap konflik Israel-Hamas telah mendorong harga emas naik. Harga emas di pasar spot bertambah 0,6% menjadi $2,013.79 per ounce. Emas berjangka AS naik 0,5% menjadi $2,011.80 per ounce.