Harga minyak naik tipis pada perdagangan di hari Rabu (11/10/2023) setelah para investor kembali bergulat dengan prospek gangguan pasokan akibat gejolak di Timur Tengah. Harga minyak mentah Brent naik 26 sen, atau 0,3%, menjadi $87,91 per barel pada 10:12 WIB. Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 17 sen, atau 0,2%, menjadi $86,14 per barel.
Brent dan WTI sempat melonjak lebih dari $3,50 pada hari Senin karena perang Hamas dan Israel di Gaza. Perang ini menimbulkan kekhawatiran dapat menyebar ke luar Gaza, namun kemudian berakhir lebih rendah pada sesi Selasa.
Meskipun Israel adalah produsen minyak mentah yang kecil, namun pasar lebih khawatir bahwa konflik tersebut dapat meningkat dan merugikan pasokan Timur Tengah, sehingga memperburuk perkiraan defisit untuk sisa tahun ini. Ada risiko bahwa hal ini akan meningkat, terutama jika ada keterlibatan Iran. Dalam skenario ini, penegakan sanksi AS yang lebih kuat terhadap minyak Iran akan memperketat pasar minyak hingga tahun 2024.
Saat ini para pejabat AS telah menuding Iran terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel, namun bukti yang dapat dipercaya mengenai peran Republik Islam tersebut belum muncul. Risiko politik telah mencegah harga minyak mentah jatuh lebih jauh.
Israel mengatakan pihaknya telah meruntuhkan sebagian wilayah Gaza sebagai pembalasan atas serangan Hamas di hari Sabtu. Untuk menjaga pasar tetap gelisah, kelompok bersenjata Irak dan Yaman yang kuat dan bersekutu dengan Iran mengancam akan menargetkan obyek penting AS dengan rudal dan drone jika Washington melakukan intervensi untuk mendukung Israel.
Sementara Arab Saudi, eksportir utama minyak juga mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya meningkatkan upaya dengan mitranya untuk mencegah eskalasi situasi di Gaza dan wilayah sekitarnya, dan menegaskan kembali dukungannya untuk menstabilkan pasar minyak.
Terhadap sekeranjang mata uang, indek dolar AS (DXY) turun ke level terendah dalam dua minggu di 105,75 karena pasar menunggu AS. Risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve bulan September akan dirilis pada hari Rabu. Melemahnya dolar membuat harga minyak mentah lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga dapat meningkatkan permintaan minyak.
Beberapa pejabat Federal Reserve dalam beberapa hari terakhir telah menyarankan agar bank sentral AS tidak perlu menaikkan biaya pinjaman lebih jauh.
Dalam kondisi pasokan yang lebih positif, Venezuela dan A.S. telah mencapai kemajuan dalam perundingan yang dapat memberikan keringanan sanksi kepada Caracas dengan mengizinkan setidaknya satu perusahaan minyak asing tambahan mengambil minyak mentah Venezuela dengan syarat tertentu.