University of Michigan (UMich) melaporkan angka sentimen konsumen bulan Juli di 72,6, melompat 8,2 poin secara bulanan, diatas konsensus 65,5. Bahkan ini merupakan angka indek sentiment konsumen dari UMich tertinggi sejak September 2021.
Menurut Direktur Kajian Konsumen UMich, Joanne Hsu, “Semua komponen indeks meningkat pesat dimana sebagian besar disebabkan oleh berlanjutnya perlambatan inflasi bersama dengan stabilitas di pasar tenaga kerja.” Sebagai catatan, menurut Hsu bahwa indeks sekarang berada di tengah-tengah antara level terendah sepanjang masa Juni 2022 dan level pra-pandemi Februari 2020.
Ekspektasi inflasi jangka pendek dan jangka panjang menurut survei tersebut bahwa secara tahunan sebesar 3,4% di tahun yang akan datang, dan 3,1% pada lima tahun dari sekarang, keduanya 10 basis poin lebih hangat dari pembacaan akhir Juni mereka.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan biaya impor dan ekspor yang mengalami penurunan secara moderat di bulan lalu, dengan melambat setengahnya. Harga impor turun 0,2% setelah jatuh 0,4% pada bulan Mei – penurunan bulanan kelima berturut-turut metrik – sementara harga ekspor turun 0,9% setelah penurunan 1,9% bulan sebelumnya. Dari tahun ke tahun, harga impor turun sebesar 6,1%, penurunan tahunan tercepat sejak Mei 2020, ketika dunia masih belum pulih dari mandat penutupan terkait pandemi yang meluas, yang membuat rantai pasokan global jatuh ke lubang kelinci. Harga ekspor anjlok 12% secara tahunan.
Laporan ini menunjukkan kenaikan biaya energi pada bulan Juni dengan mudah diimbangi oleh penurunan biaya makanan, minuman, pasokan industri barang pertanian. Penurunan yang mendasar ini secara luas akan mendukung disinflasi barang di bulan-bulan mendatang.
Potensi pelemahan Dolar AS, dan potensi kenaikan harga minyak dapat menahan penurunan, meski kenaikan hanya sementara saja, namun demikian ini adalah indikator penting ketiga dalam minggu ini setelah angka IHK dan PPI yang inflasi benar-benar dalam mode tenang karena bank sentral di seluruh dunia menangani pertumbuhan harga dengan kebijakan moneter yang ketat. Pada akhirnya hal ini dapat membuat Fed menjeda kenaikan suku bunga kembali setelah kenaikan di bulan Juli, dan dipertahankan hingga akhir tahun.