Harga emas menurun secara bertahap setelah beberapa kali mencoba menembus level resistensi di atas $1.680,00. Sentimen positif secara keseluruhan memang memberikan dukungan untuk harga emas sayangnya, adanya kecemasan pasar menjelang rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS telah membatasi upaya kenaikan lebih lanjut.
Emas diperdagangkan dalam kisaran sempit $1,673,96-1,681,95 pada hari Senin (08/11/2022) meskipun Dolar AS sendiri tengah mengalami pelemahan. Indek dolar AS (DXY) turun mendekati level support psikologis 110,00 setelah pelaku pasar percaya bahwa perlambatan laju kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) pasti terjadi.
Melihat suasana pelaku pasar secara umum nampak berani mengambil sejumlah asset beresiko, terlihat dari sinyal kenaikan Risk Appetite. Indek S&P500 naik lebih dari 1% karena kenaikan bertahap pada tingkat kritis tidak akan memengaruhi pendapatan perusahaan ke tingkat yang lebih besar. Sementara, imbal hasil Treasury AS 10-tahun belum terpengaruh dan meningkat lebih tinggi, tercatat di 4,22% pada saat penulisan.
Selanjutnya pada perdagangan hari ini, pasar akan menantikan hasil pemilihan paruh waktu AS dengan pemungutan suara untuk semua 435 kursi di Kongres dan 35 dari 100 kursi di Senat. Ahli strategi di ANZ Bank mencatat, Dolar AS dan pasar ekuitas cenderung mengakhiri bulan lebih tinggi setelah pemilu paruh waktu.
Secara teknis, dengan menggunakan grafik per jam, harga emas terlihat membentuk pola grafik Bullish Flag yang menandakan kelanjutan dari pergerakan naik setelah breakout dan melakukan konsolidasi. Exponential Moving Average (EMA) 20 periode di $1,674,87 telah bertindak sebagai dukungan utama untuk counter. Sementara itu, Relative Strength Index (RSI) (14) telah tergelincir ke kisaran 40,00-60,00 tetapi itu tidak menjamin pembalikan tren.