Bursa saham Asia memperpanjang kenaikan pada perdagangan di hari Jumat (14/10/2022) karena adanya harapan yang lebih banyak pada stimulus China dan spekulasi yang beredar bahwa pemerintah Inggris siap memutar balik rencana fiskal sehingga mendukung sentimen risiko, sementara dolar sebagai asset safe-haven kehilangan pijarnya.
Tetapi keuntungan jangka panjang ini akan dibayangi oleh inflasi tinggi, dimana data ekonomi AS terbaru mengkonfirmasinya. Dalam laporan inflasi konsumen memperkuat AS terkini, dikathui bahwa tingkat suku bunga acuan akan tetap lebih tinggi dalam masa yang lebih lama. Tentu saja ini akan mempercepat risiko resesi global.
Bursa saham Asia sendiri akhirnya mengikuti hasil perdagangan semalam di Wall Street. Keyakinan pelaku pasar tampaknya masih akan berlanjut di sesi Eropa. Indek Euro Stoxx 50 berjangka naik 1,8%. Sementara indek S&P 500 dan Nasdaq berjangka berhasil membalikkan kerugian sebelumnya menjadi naik 0,6%. Indek MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 2,6% pada hari Jumat. Indek Nikkei 225 melonjak 3,4%, dan menikmati hari terbaik mereka sejak Maret. Indek saham unggulan China juga naik 2%, menandai kenaikan terbesar sejak Agustus, setelah gubernur bank sentral negara itu menjanjikan dukungan yang lebih kuat untuk ekonomi riil karena penguncian COVID menyebar menjelang Kongres Partai Komunis yang sangat penting.
Bagaimanapun, bursa saham AS telah melonjak dan ditutup dengan catatan kenaikan lebih dari 2% pada hari Kamis. Kenaikan didukung oleh factor teknis dan investor yang berkeyakinan bahwa dalam jangka pendek ada peluang untuk dari gerak rebound setelah aksi jual yang terjadi pada hari sebelumnya.
Berbaliknya perdagangan di bursa saham karena mungkin ada momen bottom-line ketika pasar berpikir bertahan, itu perbedaan yang sama, tidak ada yang berubah. Selama pandangan bahwa The Fed hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin saja, maka kenaikan ini bisa lebih lama. Namun sebaliknya jika Fed memilih untuk lebih agresif dengan menaikkan suku bunga sebesar 100 basis poin, Dolar AS akan menemukan momentum untuk menguat Kembali dan memukul indek saham.
Berita utama lainnya adalah Menteri Keuangan Inggris Kwasi Kwarteng mempersingkat perjalanan ke Washington untuk kembali ke London dan mengerjakan rencana fiskal juga membantu sentimen. Sentimen ini memperkuat pemulihan Poundsterling setelah laporan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan putar balik beberapa langkah dalam “anggaran mini” akhir September yang memicu kemerosotan bersejarah dan kekhawatiran tentang stabilitas keuangan. Poundsterling melonjak 2,0% dan bertahan stabil di sekitar tertinggi satu minggu di $ 1,13.
Para investor gugup menunggu tenggat waktu yang akan datang untuk akhir program pembelian obligasi darurat Bank of England pada hari Jumat. Meskipun reli terjadi hari ini, namun tetap harus diakui bahwa saat ini siklus ekonomi masih berada dalam periode kontraksi.
Inflasi diperkirakan akan turun secara signifikan dari tahun ke tahun pada pertengahan tahun depan. Biasanya, itu menciptakan latar belakang yang bagus untuk pasar saham ekuitas dan kredit tetapi kemungkinan akan ada lebih banyak penurunan diantara sekarang dan nanti.
Mengikuti data inflasi AS yang kuat, pasar sekarang telah sepenuhnya memperkirakan kenaikan 75 basis poin dari Fed pada pertemuan November dan probabilitas 71,5% untuk kenaikan suku bunga jumbo lainnya pada bulan Desember. Bahkan bisa juga tingkat suku bunga sekarang akan mencapai puncaknya di 5%, membawanya ke level yang tidak terlihat sejak 2007.
Disis lain, pasar global telah sangat fluktuatif baru-baru ini karena investor khawatir kenaikan suku bunga dapat mendorong ekonomi utama ke dalam resesi sebelum menjinakkan inflasi, sementara ada kekhawatiran dolar yang kuat, didukung oleh pengetatan Fed yang agresif, dapat mendatangkan malapetaka di pasar negara berkembang.
Indek dolar AS sendiri mundur 0,2% menjadi 112,34 pada hari Jumat, menyusul penurunan 0,6% di sesi sebelumnya. Pasangan USD/JPY, menyentuh level terendah 32 tahun di 147,67 per dolar semalam sebelum stabil di sekitar 147,4 pada hari Jumat. Itu di bawah level 145,9 yang mendorong otoritas Jepang untuk campur tangan bulan lalu untuk menopang yen.
Harga minyak Brent turun turun 0,2% menjadi $94,37 per barel sementara minyak mentah AS, West Texas Intermediate di bursa berjangka juga turun dengan margin yang sama menjadi $88,95 per barel. Harga emas sedikit lebih tinggi pada $1.667,48 per ounce.