Harga emas mendekam di dekat level terendah dalam satu bulan pada perdagangan di hari Rabu (30/08/2022) dan dipersiapkan untuk berakhir di bulan ini dengan catatan kinerja penurunan selama lima bulan berturut-turut. Dorongan turun emas didapatkan dari solidnya data-data ekonomi AS dan komentar bernada hawkish dari sejumlah eksekutif Federal Reserve termasuk ketua Jerome Powell. Potensi kenaikan suku bunga yang lebih tinggi akan melemahkan daya tarik logam mulia yang merupakan asset non-yielding.
Harga emas di pasar spot bergerak datar di $1.723,28 per troy ons, pada 08:09 WIB , diperdagangkan mendekati level terendah satu bulan yang dicapai pada hari Senin. Ini telah menurun 2,5% sejauh ini di bulan ini. Sementara dalam perdagangan di bursa berjangka, harga emas turun 0,1% menjadi $1,734.40. Indeks dolar AS sendiri turun 0,1% lebih rendah, sementara imbal hasil 10-tahun turun dari level tertinggi dua bulan yang dicapai di sesi sebelumnya.
Paduan suara pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa menyerukan kenaikan suku bunga yang tegas dan cepat pada hari Selasa untuk memerangi inflasi yang melonjak, menjelang pertemuan kebijakan minggu depan. Meskipun emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi, kenaikan suku bunga meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan. Presiden Fed wilayah New York yang berpengaruh mengatakan pada hari Selasa bahwa bank sentral AS kemungkinan perlu mendapatkan suku bunga kebijakannya “agak di atas” 3,5% dan mempertahankannya di sana hingga akhir 2023.
Data pembukaan pekerjaan AS meningkat pada bulan Juli dan data untuk bulan sebelumnya direvisi naik tajam, menunjukkan permintaan tenaga kerja yang terus-menerus kuat yang memberikan perlindungan kepada Fed untuk mempertahankan kenaikan suku bunga yang agresif. Data lain juga menunjukkan rebound yang lebih besar dari perkiraan di indek kepercayaan konsumen AS pada bulan Agustus.