Indek bursa saham Asia jatuh dan dolar stabil pada perdagangan hari Rabu (10/08/2022) karena investor menunggu rilis data kunci AS, yakni laporan inflasi untuk memberikan petunjuk tentang rencana Federal Reserve untuk pengetatan moneter di masa depan. Laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) akan dirilis hari ini, dengan pasar mengamati tanda-tanda bahwa inflasi mereda pada Juli meskipun AS pekan lalu secara tak terduga kuat. nomor pekerjaan.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,51%, dimana indek Nikkei Jepang memperpanjang kerugian dari hari sebelumnya dengan turun sebesar 0,65%. Indek KOSPI Korea Selatan turun 0,64%. Penurunan di pasar Asia mengikuti Wall Street, yang ditutup pada hari Selasa dimana ketiga indek saham utama AS berakhir turun. Indek S&P 500 turun 0,42%, Dow Jones turun 0,18%, dan Nasdaq turun 1,19%.
Diyakini bahwa sentiment bearish pasar masih belum usai. Mengingat risiko resesi masih membayangi dan The Fed belum juga selesai dengan pengetatan ikat pinggang yang agresif. Sementara pasar juga diyakini telah sepenuhnya mengabaikan variabel-variabel ini. Data inflasi minggu ini pasti akan memberi kita lebih banyak kejelasan tentang prospek kebijakan jangka pendek Fed.
Dalam perdagangan mata uang, Dolar AS membalikkan kerugian semalam dan diperdagangkan datar di Asia. Indeks dolar AS (DXY), turun 0,009% pada $106,330. Angka CPI yang kuat di minggu ini bisa berarti The Fed kembali ke jalur kenaikan suku bunga agresif, yang akan memperkuat Dolar AS kembali.
Pada perdagangan komoditi, harga minyak turun sedikit setelah melonjak dalam perdagangan sebelumnya. Minyak mentah berjangka Brent turun 15 sen menjadi $96,16 per barel, sementara Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) berakhir turun 22 sen menjadi $90,28.
Harga Emas juga memangkas kenaikan dengan turun 0,09% pada $1.792,54 per ounce. Secara singkat harga emas mampu menembus penghalang utama di $ 1.800 semalam untuk pertama kalinya dalam lebih dari sebulan.