Pada akhir pekan, harga emas bergerak stabil bahkan ditutup dengan kenaikan meski Dolar AS sendiri menguat ke posisi tertingginya dalam 20 tahun terakhir dan yield obligasi AS juga melonjak. Harga emas di perdagangan bursa berjangka AS ditutup naik US$2,60 menjadi US$1.742,30 per troy ons.
Dalam minggu tersebut, harga emas sempat jatuh ke level terendah dalam sembilan bulan karena investor mengabaikan emas sebagai asset penyimpan nilai di tengah pasar saham yang bergejolak yang jatuh karena kekhawatiran resesi dan beralih ke asset safe haven Dolar AS. Indeks dolar AS (ICE) terakhir turun 0,7 poin menjadi 107,06, setelah sebelumnya menyentuh 107,79, tertinggi 20 tahun.
Harga emas berada di bawah tekanan yang cukup besar akhir-akhir ini dimana faktor utama pemberat adalah dolar AS yang kuat. Pelemahan harga emas saat ini sudah mencapai posisi oversold. Inflasi yang terus-menerus tinggi dan risiko resesi berpeluang mendukung kembali naiknya harga emas, yang dapat segera pulih.
Sementara itu, Kenaikan imbal hasil obligasi juga membebani emas karena logam tidak menawarkan bunga. Hasil pada catatan 10-tahun AS terakhir terlihat naik 9,1 basis poin menjadi 3,093%