Bursa saham Asia menunjukkan respons beragam terhadap penurunan indek S&P 500 berjangka di sesi Asia pada Senin (04/07/2022). Kenaikan di hari Jumat pada perdagangan di Wall Street diperkirakan akan memberikan darah segar di ekuitas Asia, namun, penurunan pagi di indeks berjangka AS telah mengubah pelaku pasar menjadi lebih berhati-hati. Pada tengah sesi perdagangan, Indek Nikkei225 Jepang telah naik 0,58%, sementara Hang Seng tergelincir 0,60%.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) diperdagangkan datar setelah koreksi lebih kuat pada hari Jumat. Pekan lalu, aset tersebut mengalami penurunan tajam pada akhir pekan karena Institute of Supply Management (ISM) AS yang suram memicu kekhawatiran resesi. Data ekonomi tetap rentan di semua lini: PMI Manufaktur, Indeks Ketenagakerjaan, dan Indeks Pesanan Baru. Ini juga telah memangkas kemungkinan pengumuman kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed).
Pada hari Selasa, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan merilis risalah kebijakan moneter Juni, yang akan mendikte ideologi terperinci di balik pengumuman kenaikan suku bunga 75 basis poin (bps).
Di sisi minyak, menunjukkan kinerja yang lemah di sesi Asia. Namun, bahan bakar fosil ini rebound dari harga penutupan di hari Jumat karena investor mengalihkan fokus mereka pada kekhawatiran pasokan. Minyak tetap akan tetap ketat karena para pemimpin Barat telah melarang impor minyak Rusia. Selain itu, di luar kartel OPEC, baik Arab Saudi dan UEA memiliki infrastruktur untuk mempercepat produksi minyak. Namun, mereka sudah beroperasi dengan kapasitas penuh.