Harga emas stabil pada akhir perdagangan di hari Rabu (16/03/2022) – sesi AS, karena dolar AS melemah setelah Federal Reserve AS menaikkan suku bunga seperempat poin persentase dalam langkah yang diperkirakan secara luas. Pada perdagangan emas di pasar spot, harga naik 0,1% pada $1.920,45 per ounce pada 03:20 WIB – Kamis dini hari waktu Indonesia. Di awal perdagangan, harga emas batangan bahkan sempat turun sebanyak 1,2% menjadi $1,894,70 karena imbal hasil Treasury AS melonjak setelah pengumuman Fed. Sementara dalam perdagangan emas di bursa berjangka AS, harganya turun 1,1% pada $1,908,40.
Emas bertahan dengan baik karena penuruna tajam baru-baru ini mungkin telah berjalan dengan sendirinya. Sesuai dengan keyakinan awal bahwa harga emas dapat diperdagangkan antara kisaran $1.880-$1.960 dalam waktu dekat. Saat The Fed agak lebih hawkish dalam dot plot dari yang diharapkan, dimana mereka memproyeksikan kenaikan pada setiap pertemuan ke depan pada 2022 – ini bukan pertanda baik untuk pasar emas.
Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga A.S., karena hal ini meningkatkan biaya peluang untuk menahan bullion yang tidak memberikan imbal hasil, sekaligus meningkatkan dolar, yang menjadi harganya. Namun, indeks dolar AS justru turun 0,5% terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sementara benchmark imbal hasil Treasury AS 10-tahun juga mundur dari tertinggi baru-baru ini.
The Fed memproyeksikan tingkat kebijakannya akan mencapai kisaran antara 1,75% dan 2% pada akhir tahun, tetapi menandai ketidakpastian besar yang dihadapi ekonomi dari perang di Ukraina dan krisis kesehatan COVID-19 yang sedang berlangsung.
Sementara itu, harapan seputar kemajuan dalam pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina ditambah dengan penurunan harga minyak telah mengurangi permintaan untuk emas batangan safe-haven.