Euro naik tipis pada hari Rabu (09/03/2022) menjelang pertemuan bank sentral minggu ini dan didukung oleh laporan bahwa Uni Eropa sedang membahas penerbitan obligasi bersama untuk membiayai pengeluaran energi dan pertahanan. Sementara Poundsterling dalam perdagangan GBP/USD naik 0,3% menjadi $1,3134.
Mata uang Eropa telah berada di bawah tekanan berat selama beberapa minggu terakhir dan beberapa dari penilaian ini mulai terlihat melebar. Kabar kemarin bahwa UE sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan utang untuk membiayai energi dan pengeluaran pertahanan mendukung euro dan membantu memicu nada yang lebih baik dalam mata uang euro dan Eropa. namun demikian, Euro tidak mungkin naik banyak sementara ada begitu banyak kekhawatiran tentang perang di Ukraina yang makin menyebar.
Bank Sentral Eropa bertemu pada hari Kamis tetapi di tengah momok stagflasi, pasar uang mengharapkan pembuat kebijakan untuk menunda kenaikan suku bunga sampai akhir tahun. Ada keyakinan pula bahwa rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve dan permintaan safe haven mendorong dolar AS tidak akan terkoreksi terlalu banyak. Indek Dolar AS turun 0,35% pada 98,764, tepat di bawah puncak 22 bulan yang disentuh pada hari Senin.
Sementara itu, mata uang komoditas diperkirakan akan mendominasi perdagangan. Hal ini mengingat pertempuran di Ukraina belum mereda dan harga minyak naik lagi di tengah berita larangan AS atas impor minyak Rusia. Sejumlah mata uang komoditas seperti Dolar Australia dan Selandia Baru turun dari puncak baru-baru ini di tengah kekhawatiran lonjakan energi, biji-bijian dan logam yang didorong oleh perang dapat menghambat permintaan jangka panjang.
Pelaku pasar dapat mengalihkan pandangan mereka dari ‘membeli dolar Australia karena harga komoditas tinggi’ menjadi ‘menjual dolar Australia karena harga komoditas yang sangat tinggi akan menyebabkan kehancuran permintaan.