Bursa saham AS dan Eropa rebound pada perdagangan di hari Rabu (02/03/2022) dan harga minyak mentah melonjak melewati $110 per barel setelah pertempuran berkecamuk di Ukraina yang memasuki hari ketujuh. Setelah seminggu berperang, Rusia belum mencapai tujuannya untuk menggulingkan pemerintah Ukraina. Ukraina mengatakan pertempuran terjadi di pelabuhan Kherson, kota besar pertama yang diklaim Moskow telah direbut. Perkembangan ini menimbulkan tantangan bagi bank sentral yang diharapkan dapat mengekang kenaikan inflasi.
Harga emas sendiri tergelincir di tengah membaiknya sentimen dan imbal hasil Treasury AS yang naik dari posisi terendah selama delapan minggu terakhir. Para investor menimbang seberapa agresif Federal Reserve akan menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang dengan prospek pertumbuhan yang kini menjadi perhatian utama.
The Fed akan melanjutkan rencana untuk menaikkan suku bulan ini untuk mencoba menjinakkan inflasi yang tinggi, tetapi perang di Ukraina telah membuat prospek “sangat tidak pasti” untuk AS. pembuat kebijakan saat mereka merencanakan ke depan, kata Ketua Fed Jerome Powell didepan Kongres. Ia mengusulkan dan mendukung kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin, saat para pembuat kebijakan bertemu dalam dua minggu. Pernyataan itu meredakan ekspektasi yang dipegang luas sebelum invasi bahwa Fed dapat menaikkan suku bunga hingga 50 basis poin.
Pasar berjuang mengatasi pertumbuhan inflasi baik di Eropa dan AS karena konflik Ukraina. Kenaikan harga energi ini menjadi tantangan bagi The Fed karena di satu sisi meningkatkan inflasi. Tapi, secara umum, dalam lonjakan harga energi ini, ada komponen deflasi yang terkait dengan itu, sehingga berpotensi melemahkan pertumbuhan di tempat lain.
Semua 11 sektor S&P menguat, dipimpin oleh sektor keuangan, dan indeks utama Eropa juga mengakhiri hari di lautan hijau, dimana saham terkait komoditas membuat keuntungan besar. Indeks STOXX 600 pan-Eropa naik 0,90%, rebound dari penurunan sebelumnya, dan indeks saham MSCI Global ditutup naik 0,93%. Di Wall Street, Dow Jones naik 1,79%, S&P 500 naik 1,86%, dan Nasdaq naik 1,62%.
Imbal hasil obligasi zona euro naik setelah penurunan dramatis sehari sebelumnya, dengan imbal hasil riil Jerman mencapai rekor terendah karena para pedagang menilai dampak ekonomi dari invasi Ukraina. Repricing melihat hasil 10-tahun Jerman, patokan untuk zona euro, mencatat penurunan harian terbesar sejak 2011 pada hari Selasa. Pasar membatalkan sebagian dari pergerakan tersebut, imbal hasil 10-tahun Jerman naik 8,1 basis poin menjadi 0,009%. Hasil pada catatan Treasury 10-tahun naik 18,3 basis poin menjadi 1,894%.
Investor asing secara efektif terjebak dengan kepemilikan obligasi berdenominasi rubel mereka setelah bank sentral Rusia menghentikan sementara pembayaran kupon dan sistem penyelesaian utama di luar negeri berhenti menerima aset Rusia. Sanksi Barat terhadap Rusia telah secara signifikan meningkatkan kemungkinan gagal bayar obligasi mata uang keras pemerintah Rusia.
Inflasi zona euro melonjak ke rekor tertinggi lainnya bulan lalu, mengintensifkan dilema kebijakan bagi Bank Sentral Eropa, yang perlu menyampaikan rasa tenang di tengah gejolak pasar terkait perang dan juga menanggapi meningkatnya tekanan harga.
Harga minyak mentah melonjak lagi di tengah gelombang divestasi aset minyak Rusia oleh perusahaan-perusahaan besar dan ekspektasi bahwa pasar akan tetap kekurangan pasokan untuk beberapa bulan mendatang. Minyak mentah AS, WTI berjangka naik $7,19 menjadi menetap di $110,60 per barel, penutupan tertinggi sejak 2011, sementara Brent menetap naik $7,96 pada $112,93.
Harga aluminium melesat ke rekor tertinggi baru karena investor khawatir bahwa kesulitan logistik akan memblokir pasokan logam karena sanksi keras terhadap produsen utama Rusia. Aluminium untuk kontrak tiga bulan di London Metal Exchange melonjak ke rekor $3.580 per ton.
Stabilnya pasar saham, membuat investor mengurangi pembelian pada aset safe. Harga emas di bursa berjangka AS turun turun 1,1% ke $1,922,30 per troy ons.
Indeks dolar naik 0,026%, dimana euro turun 0,04% menjadi $ 1,1122. Yen Jepang melemah 0,53% pada 115,52 per dolar.