Wall Street bergerak liar pada perdagangan di hari Kamis, indek S&P 500 sekali lagi menghindari konfirmasi koreksi pada akhir sesi yang ditandai oleh reli, terjadi aksi jual dan kemudian mencoba untuk pulih karena investor menyulap dengan berita ekonomi yang positif dimana pendapatan perusahaan yang beragam, kerusuhan geopolitik dan prospek yang lebih hawkish dari Federal Reserve. Ketiga indeks bursa saham utama AS berakhir lebih rendah, setelah dikejutkan oleh munculnya ketidakpastian dalam beberapa hari terakhir, ditandai oleh fluktuasi yang luas dan volatilitas yang meningkat.
Indek Dow Jones turun 7,31 poin, atau 0,02%, menjadi 34.160,78, S&P 500 kehilangan 23,42 poin, atau 0,54%, menjadi 4.326,51 dan Nasdaq turun 189,34 poin, atau 1,4%, menjadi 13.352,78. Dari 11 sektor utama di S&P 500, lima berakhir di zona merah, dengan saham-saham konsumen mengalami penurunan persentase terbesar.
Jumlah saham yang menurun melebihi jumlah yang meningkat di NYSE dengan rasio 2,65 banding 1; di Nasdaq, rasio 3,71 banding 1 mendukung penurunan. S&P 500 membukukan 17 tertinggi baru 52-minggu dan 15 terendah baru; Nasdaq Composite mencatat 19 tertinggi baru dan 581 terendah baru. Volume di bursa AS adalah 13,29 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,86 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.
Saham-saham kelas menengah dan kecil yang ada di Indek Russell 2000 sekarang berada di wilayah koreksi dengan turun lebih dari 20% di bawah rekor tertinggi pada 8 November silam. Pencapaian ini secara resmi telah mengkonfirmasikan bahwa indek berada di pasar bearish.
Bagi sebagaian pelaku pasar, kondisi ini sangat menakutkan. Sebagian diantara mereka bahkan masih menganggap bahwa hal yang terburuk masih belum terjadi, sementara sebagian justru mencoba untuk mengabaikan sinyal negatif yang ingin disampaikan oleh pasar. Kondisi yang sudah terjadi selama beberapa waktu ini, menandai sebuah periode ketidak pastian.
Meski demikian, data ekonomi yang dirilis pada hari Kamis (27/01/2022), dalam laporan Departemen Perdagangan menunjukkan bahwa PDB AS di kwartal keempat 2021 tumbuh dengan laju tercepat dalam hampir empat dekade.
Pasar nampak mulai bergairah kembali setelah rilis pernyataan FOMC pada hari Kamis dinihari waktu Indonesia. Bank Sentral AS, sebagaimana diperkirakan sejak awal memutuskan untuk meninggalkan suku bunga utama tetap mendekati nol. Pada sesi tanya jawab paska pertemuan berkala selama dua hari tersebut, Ketua Fed Jerome Powell mengisyaratkan bahwa FED tampaknya akan meningkatkan suku bunga lebih banyak tahun ini dari yang diperkirakan sebelumnya, dimulai pada bulan Maret nanti. Hal ini membuat keyakinan pasar berjangka dana fed sekarang memperkirakan hampir lima kenaikan suku bunga tahun ini setelah pernyataan Powell tersebut.
Sementara itu, ketegangan geopolitik memanas, ketika Rusia terus meningkatkan pasukan di sepanjang perbatasan Ukraina dan para diplomat berebut menghindari konflik di wilayah tersebut.
Musim pelaporan kuartal keempat dianggap telah mencapai langkah penuh, dimana 145 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan. Dari jumlah tersebut, 79% telah memberikan hasil yang mengalahkan konsensus, menurut data Refinitiv. Secara agregat, pertumbuhan pendapatan kuartal keempat tahun-ke-tahun sebesar 24,2% untuk S&P 500, per Refinitiv. Memang angka-angka dan panduan utamanya belum begitu menginspirasi dan itulah faktor yang membatasi kenaikan indek bursa sejauh minggu ini.
Tantangan rantai pasokan, mesin pendorong inflasi melalui pemulihan dari krisis kesehatan global, telah menjadi tema yang berulang di musim pendapatan ini. Sebagaimana Intel Corp yang mengutip masalah itu sebagai alasan di balik perkiraan pendapatan kuartal pertama yang mengecewakan, yang membuat sahamnya jatuh 7,0%. Prospek buruk Intel membebani sektor yang lebih luas, mengirim indeks semikonduktor Philadelphia turun 4,8%, penurunan satu hari terburuk sejak 8 Maret 2021.
Saham Tesla Inc. turun 11,6% setelah perusahaan memperingatkan bahwa masalah pasokan akan berlangsung sepanjang 2022. Saham saingannya Lucid Group dan Rivian Automotive turun 14,1% dan 10,5%, masing-masing. Netflix Inc. melonjak 7,5% menyusul berita bahwa miliarder William Ackman telah mengumpulkan $ 1 miliar saham baru di perusahaan tersebut. Saham Apple Inc. naik lebih dari 2% dalam perdagangan pasca-pasar setelah pembuat iPhone mengalahkan perkiraan laba.