Bursa saham Asia jatuh pada perdagangan di hari Selasa (25/01/2022) dimana investor menunggu hasil pertemuan Federal Reserve pada hari Rabu – kamis dinihari waktu Indonesia, yang diharapkan memberikan petunjuk tentang arah kebijakan moneter AS. Sementara Dana Fed berjangka, yang melacak ekspektasi suku bunga jangka pendek, telah memperhitungkan total empat kenaikan suku bunga tahun ini.
Disisi lain, ketegangan geopolitik juga tetap di radar investor setelah NATO mengumumkan bahwa mereka menempatkan pasukan siaga untuk mempersiapkan kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina.
Bursa saham China turun tajam di tengah penyebaran wabah covid-19 akibat varian Omicron, kenaikan suku bunga dan kekhawatiran Ukraina. Indek Shanghai jatuh 91,04 poin, atau 2,6 %, menjadi 3.433,06, sementara Indek Hang Seng Hong Kong berakhir turun 412,85 poin, atau 1,7 %, pada 24.243,61.
Bursa saham Jepang berakhir pada level terendah lima bulan di tengah kekhawatiran atas kenaikan suku bunga AS dan kehati-hatian investor atas situasi di Ukraina. Indeks Nikkei 225 jatuh 457,03 poin, atau 1,7 %, menjadi 27.131,34, menandai penutupan terendah sejak 20 Agustus. SoftBank Group turun 5,3 % dan Tokyo Electron kehilangan 2,7 %. Perusahaan jasa konsultan manajemen Nihon M&A Center Holdings tenggelam 12,2 persen setelah menunda rilis hasil keuangan kuartal ketiga.
Saham Seoul mencatat penurunan harian terbesar dalam 11 bulan dan jatuh ke level terendah hampir 14 bulan di tengah aksi jual besar-besaran oleh asing. Kospi jatuh 71,61 poin, atau 2,6 %, menjadi ditutup pada 2.720,39, menandai level terendah sejak penutupan 2.700,93 poin pada 8 Desember 2020 karena investor bersiap untuk komentar hawkish dari Federal Reserve AS. Saham Samsung Electronics turun 1,5 %, LG Chem turun 4,2 % dan Samsung SDI merosot 5,9 %. Data dari Bank of Korea menunjukkan sebelumnya bahwa perekonomian Korea Selatan berkembang pada laju tercepat dalam 11 tahun di tahun 2021, dibantu oleh lonjakan ekspor dan aktivitas konstruksi.