ESANDAR – Perekonomian China kemungkinan akan meningkat tajam pada kuartal pertama setelah merosot tajam akibat virus korona awal tahun lalu, didorong oleh permintaan yang lebih kuat di dalam dan luar negeri dan berlanjutnya dukungan pemerintah untuk perusahaan-perusahaan kecil. Data yang dirilis pada hari Jumat (16/04/2021) diperkirakan menunjukkan produk domestik bruto (PDB) melonjak 19% pada kuartal pertama dari tahun sebelumnya, setelah ekspansi 6,5% pada kuartal terakhir tahun 2020, sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan. Angka ini akan sangat dipengaruhi oleh penurunan aktivitas setahun sebelumnya, lonjakan yang diharapkan akan menjadi yang terkuat sejak setidaknya tahun 1992, ketika rekor kuartalan resmi dimulai.
Kenaikan terjadi dibantu oleh langkah-langkah penguncian virus yang ketat dan bantuan darurat untuk bisnis, ekonomi telah pulih dengan mantap dari penurunan tajam 6,8% dalam tiga bulan pertama tahun 2020, ketika wabah COVID-19 di pusat kota Wuhan berubah menjadi epidemi besar-besaran. Pemulihan telah dipimpin oleh kekuatan ekspor karena pabrik-pabrik berlomba untuk memenuhi pesanan luar negeri, karena konsumsi terus meningkat meskipun kasus COVID-19 sporadis di beberapa kota.
Secara triwulanan, pertumbuhan kemungkinan melambat menjadi 1,5% pada Januari-Maret dari 2,6% pada triwulan sebelumnya, jajak pendapat menunjukkan. China akan merilis data PDB kuartal pertama pada hari Jumat, bersama dengan angka produksi tingkat pabrik untuk bulan Maret, penjualan ritel dan investasi aset tetap. Produksi industri Maret diperkirakan naik 17,2% dari tahun sebelumnya, melambat dari kenaikan 35,1% dalam dua bulan pertama. Pertumbuhan penjualan ritel Maret diperkirakan akan mendingin menjadi 28% dari 33,8% pada Januari-Februari.
Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan ekonomi China akan tumbuh 8,6% pada 2021, lebih cepat dari laju 2,3% tahun sebelumnya menjadi kinerja terkuat dalam satu dekade. Bila demikian, hal itu akan dengan mudah mengalahkan target pertumbuhan tahunan pemerintah di atas 6% tahun ini.
Dimana ekonomi kembali pada pijakan yang lebih kokoh, bank sentral China mengalihkan fokusnya ke pertumbuhan kredit untuk membantu menahan hutang dan risiko keuangan, tetapi berhati-hati untuk menghindari tergelincirnya pemulihan, kata para analis. Para pembuat kebijakan, sementara itu, telah berjanji untuk tidak membuat perubahan kebijakan secara tiba-tiba. Pihak berwenang China sangat prihatin tentang risiko keuangan yang melibatkan pasar properti negara yang terlalu panas dan telah meminta bank untuk memangkas pembukuan pinjaman mereka tahun ini untuk mencegah penggelembungan aset.