ESANDAR – Harga emas turun lebih dari 1% pada hari Jumat (09/04/2021), terbebani oleh lonjakan imbal hasil Treasury AS dan rebound dolar AS, tapi bullion masih di jalur kenaikannya untuk kinerja mingguan yang pertama kalinya dalam tiga minggu terakhir. Harga emas di pasar spot turun 0,7% menjadi $ 1,744.07 per trpy ons, setelah mencapai harga tertinggi pada 1 Maret di $ 1,758.45 di hari Kamis. Untuk minggu ini, bagaimanapun, harga naik sekitar 0,9%. Sementara dalam perdagangan berjangka, harga emas AS turun 0,8% menjadi $ 1.744,8.
Secara keseluruhan, pasar emas dalam jangka pendek masih bullish, dimana ada ekspektasi terjadinya terobosan harga lebih tinggi di $ 1,760-65, namun pelaku pasar tetap harus berhati-hati dengan lelang baru Obligasi AS tenor 10 dan 30 tahun dan laporan CPI dalam minggu ini. Jika imbal hasil obligasi bertahan, kenaikan emas akan terjaga. Bagaimanapun juga, pada perdagangan emas saat ini akan terpengaruh oleh Dolar AS, Yield dan saham dengan dampak yang beragam.
Dolar dan yield Obligasi AS pulih dari posisi terendah dua minggu, sehingga mengurangi daya tarik emas sebagaio asset safe haven.
Disisi lain, data ekonomi AS menunjukkan bahwa harga di tingkat produsen meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan Maret, menghasilkan perolehan tahunan terbesar dalam 9-1 / 2 tahun, tepat dengan ekspektasi inflasi yang lebih tinggi saat ekonomi dibuka kembali.
Hasil ini akan menjadi pendukung bagi kenaikan inflasi, yang umumnya dipandang dapat mendukung kenaikan harga emas. Ini akan membuat tren naik harga emas masih terjaga. Disisi lain, kenaikan harga juga mendapat dukungan dari pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell.
Jerome Powell pada hari Kamis mengisyaratkan bank sentral jauh dari mengurangi dukungan ekonominya, dan memperingatkan peningkatan kasus COVID-19 dapat memperlambat pemulihan ekonomi AS.
Harga emas sendiri mundur dari puncak tahun lalu sebagai sebuah ‘koreksi kecil’ di pasar yang tengah bullish dalam jangka panjang.