ESANDAR – Bursa saham Asia naik pada perdagangan di hari Selasa (16/03/2021), mengikuti kenaikan Wall Street sebelumnya yang mampu menciptakan rekor tertinggi baru. Para investor sendiri mengantisipasi pertemuan Federal Reserve dan bank sentral lainnya dalam minggu ini, dimana diyakini mereka akan menjaga kebijakan akomodatif untuk membantu mendorong pemulihan ekonomi global pasca pandemi.
Kenaikan yang terjadi di bursa saham Asia diyakini juga akan diikuti oleh bursa saham Eropa. Disini mereka tampaknya akan memperpanjang reli global, dimana indek berjangka Euro Stoxx 50 naik 0,2% dan FTSE berjangka naik 0,5% pada transaksi awal. Pada hari Senin, indeks STOXX 600 menyentuh level tertinggi dalam lebih dari setahun sebelum berakhir datar.
Indeks pasar saham Asia-Pasifik diluar Jepang menguat 0,69%, dipimpin oleh lonjakan 1,2% pada indeks acuan S&P/ASX 200 Australia. Indek Nikkei 225 Jepang naik 0,5% menjadi tepat di bawah angka 30.000 yang diawasi ketat, sedangkan Topix yang lebih luas bertambah 0,65%. Indeks CSI 300 China naik 0,55%, dan Hang Seng Hong Kong naik 0,46%.
Kenaikan yang terjadi di bursa saham berkaitan dengan ekspektasi bahwa seperti yang kita dengar dari bank sentral minggu ini, mereka akan mengulangi pesan yang telah mereka jelaskan, yaitu mereka tidak peduli tentang prospek inflasi. Baik mempertahankan kebijakan ataupun berubah, pasar lebih menantikan pendapat bank-bank sentral dengan perkembangan kenaikan imbal hasil obligasi. Meski demikian, pelaku pasar meyakini bahwa prospek jangka pendek pasar ekuitas masih bersinar cerah.
Pada hari Senin, Indek S&P 500 dan Dow Jones melonjak karena kenaikan saham sektor wisata setelah dilakukannya vaksinasi massal di Amerika Serikat dan persetujuan kongres atas tagihan bantuan $ 1,9 triliun memicu optimisme investor.
Sementara itu, Imbal hasil obligasi AS dengan tenor jangka panjang merosot lebih jauh pada hari Selasa, karena pasar melihat ke depan untuk lelang utang pemerintah dan pertemuan kebijakan dua hari Fed, yang akan ditutup pada hari Rabu.
Imbal hasil Obligasi tenor 10 tahun yang menjadi patokan utama, mengalami penurunan setelah mencapai posisi tertinggi dalam satu tahun ini di level 1.642% pada minggu lalu. Saat ini, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun telah kembali ke 1.125%.
Lonjakan imbal hasil sebelumnya berasal dari investor yang berspekulasi dengan ekspektasi bahwa inflasi yang meningkat dapat mendorong Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) untuk memberi sinyal akan mulai menaikkan suku lebih cepat dari yang diharapkan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, bahwa para pembuat kebijakan di dalam Fed diharapkan memperkirakan bahwa AS Ekonomi akan tumbuh pada tahun 2021 dengan laju tercepat dalam beberapa dekade, saat pulih dari tahun 2020 yang dilanda virus corona.
Bank of England disisi lain juga mengadakan pertemuan minggu ini pada hari Kamis, sementara Bank of Japan menutup pertemuan dua hari pada hari Jumat.
Pada perdagangan di Wall Street, Indek Dow Jones naik 174,82 poin, atau 0,53% menjadi 32.953,46, S&P 500 naik 25,6 poin, atau 0,65%, menjadi 3.968,94 dan Nasdaq Composite tetap tidak berubah menjadi 0,00.
Saham maskapai penerbangan naik karena perusahaan menunjukkan tanda-tanda nyata dari pemulihan industri karena peluncuran vaksin membantu memacu pemesanan waktu luang.
Prospek pemulihan pasca pandemi terus menyimpang antara AS. dengan Eropa. Presiden Joe Biden memerintahkan untuk menyediakan vaksinasi bagi semua orang dewasa sebelum 1 Mei. Keputusan ini kontras dengan gagapnya peluncuran vaksinasi di Jerman, Prancis, dan tempat lain. Mereka menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca karena kekhawatiran akan kemungkinan efek samping yang serius.
Meski demikian, prospek suram pemulihan ekonomi yang lebih lambat di Eropa nampak tidak menjadi hambatan besar bagi investor. Bagi mereka, resiko ini nyata tapi tidak mengkhawatirkan.
Dalam perdagangan mata uang, dolar AS menahan kenaikan kecil dari semalam, dengan bergerak secara hati-hati menjelang pertemuan bank sentral AS. Greenback datar di 109,19 atas yen, setelah naik setinggi 109,365 pada hari Senin untuk pertama kalinya sejak Juni. Sementara Euro sedikit berubah pada $ 1,1930, mendekam untuk sesi kedelapan di bawah level $ 1,20 yang diawasi ketat.
Minyak mentah AS, West Texas Intermediate untuk kontrak bulan April berpindah tangan pada $ 64,81 per barel, turun 58 sen. Minyak mentah berjangka Brent untuk Mei berdiri di $ 68,31 per barel, turun 57 sen.