ESANDAR – Bursa saham Asia dibuka lebih tinggi pada perdagangan di hari Jumat (08/01/2021), dimana Indek bursa saham Jepang mencapai posisi tertinggi dalam tiga dekade. Para investor menepis peningkatan kasus virus korona dan kerusuhan politik di Amerika Serikat, dengan bertaruh pada pemulihan ekonomi yang terjadi di akhir tahun. Indek S&P 500 Berjangka melonjak 1,48% dan Nikkei 225 Jepang naik 0,84%, mencapai level tertinggi sejak Agustus 1990.
Keyakinan pelaku pasar meluas setelah Wall Street mencapai rekor tertinggi baru dalam perdagangan di hari Kamis sementara harga obligasi AS turun karena pasar bertaruh dengan pemerintah baru yang dikendalikan Demokrat akan menyebabkan pengeluaran besar dan pinjaman untuk mendukung pemulihan ekonomi AS.
Indeks berjangka Hang Seng Hong Kong sayangnya harus kehilangan 0,02% setelah laporan bahwa pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan untuk melarang entitas AS berinvestasi dalam daftar perusahaan China yang diperluas di hari-hari memudarnya kepresidenan.
Pejabat pemerintah AS telah mulai mempertimbangkan untuk mengeluarkan Presiden Donald Trump dari jabatannya sebelum tanggal pelantikan Presiden Terpilih Joe Biden pada 20 Januari setelah ia menghasut kerusuhan yang disertai kekerasan di gedung Capitol AS.
Pada hari Kamis, Indek Dow Jones berakhir naik 0,69%, S&P 500 naik 1,48% dan Nasdaq Composite bertambah 2,56%. Indeks saham MSCI global naik 1,18%.
Hasil benchmark mencapai level tertinggi dalam 10 bulan karena US Treasuries terus menjual. Benchmark catatan 10-tahun terakhir turun 12/32 harga untuk menghasilkan 1,0812%. Harga obligasi 30 tahun terakhir turun 27/32 menjadi 1,859%.
Dolar juga menguat di tengah harapan pemulihan ekonomi yang berarti akhir tahun ini. Indeks dolar naik 0,53% terhadap sekeranjang mata uang menjadi 89,785 dengan euro turun 0,43% menjadi $ 1,2272.
Penguatan dolar membebani harga emas, dimana pada perdagangan di pasar spot harga emas turun 0,3% menjadi $ 1.913,87 per ounce tetapi emas berjangka AS naik tipis 0,3% lebih tinggi menjadi menetap di $ 1.913,60. Sementara dalam perdagangan komoditas lainnya, para pialang minyak terus memperhatikan janji Arab Saudi untuk memperdalam pengurangan produksi. Harga minyak mentah Brent naik 8 sen menjadi $ 54,38 per barel setelah menyentuh $ 54,90, tertinggi yang tidak terlihat sejak sebelum penguncian COVID-19 pertama di Barat. West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup naik 20 sen menjadi $ 50,83, setelah mencapai sesi tertinggi di $ 51,28.