ESANDAR – Dolar Amerika Serikat (AS) naik tipis sementara euro menyerahkan keuntungan yang diraih sebelumnya pada hari Selasa dalam sesi perdagangan yang berombak, karena selera risiko memburuk setelah seorang pejabat tinggi Senat AS mengatakan negosiasi di Kongres tentang paket stimulus tambahan untuk pandemi virus belum menunjukkan perkembangan. Yen dan franc Swiss, yang juga sama-sama safe haven juga mendapat dorongan naik, mengurangi sebagian pelemahan mereka terhadap mata uang AS.
Pemimpin Senat AS dari Partai Republik Mitch McConnell mengatakan para negosiator Gedung Putih belum berbicara dengan para pemimpin Demokrat di Kongres tentang rancangan undang-undang (RUU) bantuan wabah virus corona setelah pembicaraan yang macet di minggu lalu. Paska pernyataan ini, bursa saham AS berbalik lebih rendah, sementara imbal hasil Obligasi AS mengurangi kerugiannya.
Indeks Dolar AS naik 0,1% menjadi 93,709, mencapai level tertinggi satu minggu. Euro merosot ke $1,1733 setelah naik di atas $1,1800 menyusul survei sentimen ekonomi ZEW yang naik menjadi 71,5 dari 59,3 di bulan sebelumnya, jauh melebihi perkiraan para ekonom yaitu 58,0.
Dolar AS mencapai level tertinggi tiga minggu terhadap yen di 106,66 karena imbal hasil Treasury AS 10-tahun naik ke puncak empat minggu. Dolar AS masih akan menguat didukung posisinya sebagai tempat berlindung yang aman untuk saat ini di tengah kebuntuan atas stimulus fiskal serta meningkatnya ketegangan AS-China.
China menjatuhkan sanksi kepada 11 warga AS, termasuk anggota parlemen Republik, menyusul sanksi Washington terhadap Hong Kong dan pejabat China. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan perusahaan dari China dan negara lain yang tidak mematuhi standar akuntansi akan dihapus dari daftar bursa AS pada akhir 2021.
Respons pasar terhadap konflik AS-China sejauh ini tetap terbatas, tetapi para analis pasar mengatakan mungkin ada implikasi jangka panjang. Pound sterling juga menyerah terhadap dolar AS, jatuh 0,2% ke $1,3041. Sebelumnya pound naik setelah Deputi Gubernur Bank of England Dave Ramsden mengatakan bank sentral tersebut akan meningkatkan pelonggaran kuantitatif jika ekonomi Inggris berjuang lagi.