Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Dolar AS yang lebih lemah dan meningkatnya ketegangan geopolitik akan menjadi dukungan bagi harga emas untuk naik di tahun ini, dengan target ke $ 1.900 pada kuartal keempat. Menuju kesana, perdagangan di tahun ini akan terasa membosankan mengingat kisaran harga masih tidak akan jauh dari harga krusial $1800.

Level harga tersebut, seperti magnet yang memiliki daya tarik kuat. Jatuhpun tidak terpaut jauh dari level harga tersebut, sebaliknya naik juga tidak banyak beranjak dari harga ini. Satu tahun dengan harga yang membosankan tidak berarti menjadi pasar yang membosankan.

Setidaknya, di tahun ini akan ada 3 hal utama yang menjadi katalis sentimen pergerakan harga emas, yakni kebijakan moneter Federal Reserve, arah dolar AS, dan ketegangan geopolitik.

Sejauh ini, pasar telah mendiskon siklus moneter Fed yang tidak banyak bereaksi dengan skema dot plot bulan Desember terkait kebijakan suku bunga. Pasar sudah mafhum bahwa Fed akan mengambil tindakan pertama untuk menaikkan suku bunga, dengan keyakinan besar adalah sebesar 0.25% hingga 0.5%.

Sementara itu, adanya risiko geopolitik dan suku bunga riil yang terus-menerus negatif mendukung potensi kenaikan harga emas lebih lanjut. Lebih-lebih ini membuat beberapa pelemahan dolar AS, Logam Mulia mendapatkan pijakan yang kuat.

ECB yang mengubah sikapnya dan pasar negara berkembang menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi yang signifikan. Sementara laju inflasi AS, disisi lain membuat The Fed harus berjuang lebih keras lagi. Pun demikian, pasar mungkin memiliki ekspektasi yang terlalu berlebihan terkait rencana FED. Seberapa agresif bank sentral AS harus berjuang untuk mengendalikan inflasi.

Saat ini ada dua pihak yang meyakini bahwa tahun ini akan ada empat kenaikan suku bunga dan kelompok lain yang meyakini akan sebanyak lima kali. Skema Dot plot The Fed memberi tahu investor bahwa mungkin ada tiga kenaikan suku bunga. Tapi limpasan neraca adalah apa yang bisa membuat perbedaan besar, memberi para pembuat kebijakan lebih banyak fleksibilitas.

Dengan dua kemungkinan ekstrem. Satu ekstrem adalah bahwa kenaikan suku bunga agresif dan penyusutan neraca agresif, yang akan membawa imbal hasil jauh lebih tinggi. Idenya adalah menekan inflasi keluar dari sistem sejauh mungkin. Tapi itu berisiko. menggagalkan pemulihan ekonomi. Di sisi lain, penyusutan neraca bisa cukup baik dengan sendirinya untuk memungkinkan fleksibilitas lebih lanjut Fed dalam hal kenaikan suku bunga. Dan kita hanya bisa melakukan dua kali kenaikan suku bunga tahun ini.

Realitas 2022 kemungkinan akan berada di tengah, tambahnya. Bahkan dengan program pengetatan Fed, hasil riil akan tetap negatif, yang bekerja dengan baik untuk emas.

Dengan Imbal hasil suku bunga nominal di Eropa dan sebagian Eropa Timur di wilayah negatif. Sejauh AS, imbal hasil riil negatif hingga 20 tahun. Meskipun limpasan neraca, pengurangan, dan kenaikan suku bunga, tidak ada cara yang dapat diperkirakan bahwa apa pun dari imbal hasil obligasi riil dua hingga sepuluh tahun akan bergerak ke wilayah positif dalam waktu dekat.

Dolar A.S. adalah pendorong lain yang akan diperhatikan oleh pialang emas. Greenback terlihat lebih lemah menjelang akhir tahun. Ini membuat emas mampu bertahan hingga sejauh ini diatas harga $1800. Pasar tidak mengesampingkan peluang pelemahan dolar AS lebih lanjut. Terkait dengan ketidakpastian atas undang-undang ekonomi, termasuk rencana program pemerintah Presiden Joe Biden “Build Better Back – Membangun Kembali Lebih Baik” yang di bawah ancaman besar.

Juga, kenyataan bahwa saat ini merupakan pertengahan masa pemerintahan AS yang biasanya digelar pemilihan untuk jangka menengah, disaat plafon utang meningkat lagi. Faktor-faktor ini akan membawa peluang pelemahan Dolar AS, lebih-lebih ketika menambahkan kemungkinan aksi Bank Sentral Eropa yang jauh lebih hawkish.

Ditengah keyakinan ini, perlu dicermati potensi penurunan harga emas secara besar-besaran pada pertengahan 2022. Hal ini bisa terjadi karena masalah geopolitik yang terjadi dapat terselesaikan. Kedua, adalah stabilitas ekonomi global. Setelah krisis pasokan bisa teratasi, dan perekonomian bisa mulai merangkak kembali maka ini akan menjadi angin sakal bagi rencana kenaikan harga emas.

Dengan sejumlah potensi yang ada, diyakini bahwa rata-rata harga emas tahun ini adalah $1.871 dan diperdagangkan pada $1.900 per ounce pada kuartal keempat.