ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan hari Selasa (16/01/2018) Yen dalam perdagangan USDJPY siap menguat kembali. Pergerakan pasangan mata uang USDJPY ini dipengaruhi oleh permintaan tinggi dari Tokyo atas dolar AS. Kondisi jenuh jual pada jangka pendek tampaknya telah memainkan peran dalam memperkuat nada permintaan seputar dolar AS. Investor juga menantikan rilis Fed Beige Book dan aksi imbal hasil Treasury.
Secara teknis, pergerakan pasangan USDJPY berhasil menguat kembali di level support 110.48. Yen saat ini berada di level 110.78. Ada peluang untuk USDJPY menguji kembali support 110.48 dan jika berhasil tembus maka ada potensi pasangan ini menuju level support lebih rendah di 109.93. Sebaliknya, jika level support tersebut mampu bertahan maka peluang Dolar AS menguat kembali masih dimungkinkan menembus ke atas level resistance 111.02 menuju level resistance lebih tinggi di 111.68.
Pada perdagangan dilantai bursa Jepang, Indek saham Nikkei Jepang naik pada hari Selasa. Indeks Nikkei 225 menguat 130,62 poin atau 0,55persen menjadi 23.845,50, sedikit terkoreksi dari level tertinggi 23.867,75. Saham eksportir utama sebagian besar lebih tinggi. Sony menambahkan 0,4 persen, Mitsubishi Electric naik 0,3 persen dan Canon merayap naik kurang dari 0,1 persen, sementara Panasonic turun 0,6 persen.
Saham SoftBank Group naik hampir 1 persen. Di sektor perbankan, Sumitomo Mitsui Financial dan Mitsubishi UFJ Financial masing-masing menyusut kurang dari 0,1 persen. Di antara produsen mobil, Honda turun 0,1 persen dan Toyota menambahkan 0,5 persen.
Indikator ekonomi Jepang terkini menunjukkan adanya kenaikan harga produsen. Harga produsen di Jepang naik hanya 0,2 persen pada bulan Desember, demikian ungkap Bank of Japan hari ini. Angka ini gagal memenuhi perkiraan analis yaitu kenaikan 0,4 persen menyusul kenaikan 0,5 persen yang direvisi naik pada bulan November (awalnya 0,4 persen).
Secara tahunan, harga produsen melonjak 3,1 persen – juga gagal memenuhi harapan analis sebesar 3,2 persen menyusul revisi lonjakan 3,6 persen yang meningkat pada bulan sebelumnya (awalnya 3,5 persen). Sementara harga ekspor naik 0,2 persen pada bulanan, masih menurut bank sentral, sementara harga impor melonjak 1,8 persen. (Lukman Hqeem)