Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Esandar – Bursa saham unggulan naik , dimana imbal hasil Obligasi turun dari level tertinggi pada perdagangan di hari Selasa (05/11/2024). Pelaku pasar sendiri masih menunggu indikasi awal hasil pemilihan presiden AS yang ketat.

Kegelisaha terlihat di pasar mata uang yang menunjukkan sedikit kegelisahan. Fluktuasi pasar meningkat dimana Dolar AS menguat. Mata uang tunggal  ini mendapat terpukul keras oleh kebijakan proteksionis jika Donald Trump dari Partai Republik mengalahkan Kamala Harris dari Partai Demokrat.

Indeks VIX volatilitas saham AS, yang dikenal sebagai pengukur rasa takut Wall Street, bertahan di angka 20,5, turun 7% dari hari Senin tetapi naik dari angka 15 pada bulan September. Meskipun demikian, angka tersebut tetap berada di setengah level yang dialami dalam pemilihan presiden 2020 sebagai tanda bahwa pasar tetap relatif optimis.

Diperkirakan bahwa ini masih menjadi awal dari perkembangan pasar saat pemilu AS berlangsung. cukup awal. Setelah penutupan pemungutan suara di Georgia dan North Carolina pada pukul 7:30 malam atau Rabu 06:30 WIB, dimana keduanya adalah negara bagian yang penghitungannya cepat. Begitu banyak suara dari negara bagian yang sudah masuk, dimana jumlah pemungutan suara pada Hari Pemilihan lebih sedikit.

Indek MSCI Global naik 1,1%. Di Wall Street, Indek S&P 500 naik 1,2%, Dow Jones naik 1%, dan Nasdaq melonjak 1,4%. Indeks Eropa STOXX bergerak datar, sementara indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,9%.

Jajak pendapat tetap ketat meskipun beberapa jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa Harris telah menang. Prediksi pelaku pasar telah berayun liar mengacu jajak pendapat terbaru, tetapi Gelombang Merah yang menguntungkan Partai Republik tetap menjadi hasil yang paling mungkin diperhitungkan pasar diikuti oleh Presiden Demokrat dan Kongres yang terpecah,

Imbal hasil Obligasi AS tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar memangkas kenaikan sebelumnya dan merosot ke 4,2888%, mundur dari level tertinggi empat bulan yang dicapai minggu lalu. Imbal hasil melonjak lebih tinggi sebelumnya bahkan ketika investor secara luas mengharapkan Federal Reserve AS untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin ketika para pembuat kebijakan bertemu minggu ini.

Lonjakan imbal hasil mengikuti data dari Institute for Supply Management yang menunjukkan aktivitas sektor jasa AS secara tak terduga meningkat pada bulan Oktober ke level tertinggi lebih dari dua tahun, karena lapangan kerja menguat. Imbal hasil Treasury dua tahun naik 2 bps menjadi 4,1972%, juga mendekati level tertinggi tiga bulan yang dicapai minggu lalu.

Imvestor bersiap menghadapi turbulensi di pasar Obligasi, dengan memperhitungkan pergerakan besar yang telah kita lihat baru-baru ini. Pergerakan yang tidak menentu ini sejatinya memang tidak mengejutkan, mengingat “kontras dalam platform kebijakan para pelaku utama.”

Secara umum, dapat dikatakan bahwa kebijakan perdagangan Trump lebih proteksionis dan inflasioner.

Imbal hasil Treasury 10 tahun telah naik 63 basis poin sejak Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada 18 September.