Bursa Saham AS S&P 500 masuk fase koreksi

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham AS berakhir turun dalam perdagangan hari Kamis (19/01/2018). Tertekan oleh kekhawatiran penutupan sebagian layanan pemerintah atas buntunya penganggaran. Sebagian pelaku pasar kecewa dengan sejumlah emiten yang memberikan paparan kemarin.

Indek Dow Jones masih mampu mempertahankan diri dengan tetap bertenger diatas level 26.000. Sementara Indek S&P 500 mencetak rekor pergerakan harga terpanjang tanpa terkorkesi diatas 5% sepanjang 394 sesi perdagangan.

Jatuh sebesar 97.48 poin atau 0.4%, Indek Dow Jones berakhir di level 26,017.81. Indek saham unggulan ini mencetak rekor tertinggi ditengah sesi perdagangan, sesaat setelah dibuka di 26,153.42 Indek Dow Jones menjulang hingga ke 25,947.32 atau naik 168 poin. Indek S&P 500 turun 4.53 poin atau 0.2%, ke 2,798.03, dipicu jatuhnya sejumlah saham disektor energi, pengembang dan ritel. Indek Nasdaq turun 2.23 poin ke 7,296.05.

Ketiga indek saham ini pada perdagangan sebelumnya mampu berakhir di posisi tertingginya, dipicu rasa percaya diri pelaku pasar atas kondisi ekonomi dan hasil paparan publik emiten.  Hal ini membuat Indek Dow Jones naik lebih dari 330 poin ke 26,115.65, untuk pertama kalinya, indek ini mampu bertahan diatas level 26,000. The S&P 500 rose 0.9% to 2,802.56. Indek Nasdaq naik 1% ke 7,298.28.

Penurunan yang terjadi dilantai bursa ini tidak mengejutkan. Paska kenaikan tajam dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masanya, wajar bila pasar butuh waktu berhenti sesaat dan terkoreksi dalam pekan ini. Pasar memanfaatkan isu penutupan pemerintahan sebagai momentumnya. Isu ini menjadi sentiment pasar negative bersama-sama dengan kabar dari laporan-laporan emiten saat ini.

Indikator ekonomi AS menunjukkan kondisi yang membaik kembali. Klaim pengangguran AS mengalami penurunan hingga ke posisi terendah dalam 45 tahun terakhir ini. Jumlahnya menurun sebanyak 41 ribu menjadi hanya 220 ribu saja. Sementara data lain menunjukkan pembangunan hunian baru menurun 8.2% dibulan Desember menjadi hanya 1.19 juta angka rata-rata tahunannya. Penurunan ini lebih baik dari perkiraan yang mencapai angka 1.28 juta.

Ijin untuk pembangunan lanjutan, tumbuh datar saja dikisaran 1.30 juta. Sementara angka pembangunan rumah baru  mencapai jumlahnya mencapai puncaknya  sejak 2007. Indek pabrikan wilayah Philadelphia jatuh ke posisi terendah dalam lima bulan ini ke 22.2 dibulan Januari, menurut laporan dari The Fed wilayah Philadelphia pada kamis kemarin.

Indek bursa saham Eropa berhasil naik begitu juga bursa saham Asia. Kenaikan banyak didorong oleh sektor teknologi. Dari pasar komoditi dikabarkan bahwa harga emas terjungkal begitu juga harga minyak mentah, meski Indek Dolar AS hanya berubah tipis harganya. Sebaliknya harga Bitcoin dipasar spot mengalami kenaikan hingga diatas $11,000, setelah sehari sebelumnya tersungkur pula. (Lukman Hqeem)