Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

West Texas Intermediate (WTI), berjangka di NYMEX, telah menunjukkan pemulihan harga setelah menemukan dukungan signifikan di dekat $67,00 di sesi Eropa. Langkah pemulihan harga minyak tampaknya terbatas karena investor sedang menunggu pengumuman keputusan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed), yang akan diumumkan pada hari Rabu (13/06/2023).

Pelaku pasar berhati-hati tentang kebijakan Fed karena sikap pengetatan kebijakan lebih lanjut oleh ketua Fed Jerome Powell akan mendorong kekhawatiran resesi di Amerika Serikat. Harga minyak masih mengalami kesulitan akibat permintaan yang suram di China dan peluang resesi yang lebih tinggi di zona euro. Dan, memperkuat harapan resesi ekonomi AS mungkin memaksa emas hitam untuk bergerak menukik.

Situasi deflasi pada data konsumen dan produsen di China menunjukkan bahwa melemahnya permintaan domestik dan ekspor membebani tekanan signifikan pada aktivitas pabrik. Perusahaan kurang memanfaatkan kapasitas mereka meskipun kebijakan moneter dan fiskal yang mendukung oleh pemerintah China.

Data ekonomi terkini menunjukkan bahwa kondisi ekonomi Jerman telah menandai resesi. Tampilan kontraksi dalam angka Produk Domestik Bruto (PDB) berturut-turut sebanyak dua kali dianggap sebagai resesi teknis. Dan, dalam pembacaan akhir PDB Q1 zona euro, kontraksi telah terlihat. Aktivitas pabrik yang lemah secara konsisten di zona euro telah meningkatkan harapan berlanjutnya kontraksi dalam PDB.

Sebelum kebijakan Fed, data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS akan diawasi dengan ketat. Analis di RBC Economics memperkirakan pertumbuhan tahunan CPI AS melambat secara substansial menjadi 4,1% di bulan Mei dari 4,9% di bulan April. Harga gas berada 20% di bawah level tahun lalu di bulan Mei. Harga minyak turun setelah melonjak setelah invasi Rusia ke Ukraina. Dan melonjaknya inflasi makanan telah mereda dalam beberapa bulan terakhir dengan penurunan harga bahan makanan secara berturut-turut selama bulan Maret dan April. Kasus inflasi AS yang secara mengejutkan lebih tinggi mungkin membebani tekanan signifikan pada harga minyak.