ESANDAR, Jakarta – Harga Emas mendapat dorongan kuat untuk naik kembali oleh kenaikan tensi masalah geopolitik di Semenanjung Korea. Sentimen kuat lainnya adalah masalah reformasi perpajakan AS.
Para politisi masih mendebatkan apakah kebijakan reformasi perpajakan Trump ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat umum AS atau hanya segelintir kelas menengah dan kalangan pelaku usaha saja.
Apapun itu, secara nyata Emas akan terdongkrak naik. Pasalnya, rencana perubahan perpajakan AS yang tengah digodog Kongres AS, disatu sisi akan membuat defisit anggaran dan hutang AS meningkat. Dalam sejarah fiskal AS sejak 1984-2012, ketika tingkat hutang AS membumbung tinggi secara relative dengan produk kotor domestik, harga emas meringsek naik.
Banyak kalangan investor yang masih akan mencari Emas sebagai asset tujuan investasi. Drama politik AS dan suhu geopolitik di Semenanjung Korea menjadi pertimbangan untuk secara dini mengamankan investasi dengan membeli Emas. Keyakinan pasar, bertumpu pada harapan harga emas masih bisa naik 7% hingga diakhir tahun depan bisa mencapai $1,360 per ons.
Pada perdagangan XAUUSD di awal minggu ini, harga emas nampaknya masih akan melanjutkan tren minggu lalu. Setidaknya hingga pasar mendapatkan sinyal yang lebih jelas hingga dari pasar AS. Mengawali perdagangan lebih tinggi dari penutupan minggu lalu, namun masih dibawah harga tertingginya di hari Jumat pada $1.273,60. Harga emas terkonfirmasi menguat kembali, apabila mampu bertahan dan bergerak diatas kisaran harga $1.276,30. Target kenaikan lebih tinggi akan mencoba menembus 1.279,95 hingga ke harga $1.290,05. Tren penurunan, sebagai implikasi sentiment positif dari AS akan mendorong harga emas terkoreksi lebih dalam hingga ke harga $1.249,8 0. Target moderat jatuhnya harga emas adalah dikisaran $1.266,25 – $1.259. (Lukman Hqeem)