Target anggaran Italia menjadi masalah serius bagi Uni Eropa.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Komisi Eropa menyatakan bahwa masalah target dalam anggaran Italia menjadi “sumber keprihatinan serius,” dalam sebuah surat yang dikirim ke menteri ekonomi Italia pada Jumat (05/10).


Bak menjadi sebuah surat izin dari pertempuran antara Roma dan Uni Eropa mengenai rencana anggaran pemerintah Italia. Italia minggu ini telah meluncurkan target defisit anggaran 2019 dari 2,4% produk domesik bruto, menjadi tiga kali lipat dari target yang ditetapkan oleh pemerintah sebelumnya. Saat ini, bunga Obligasi Italia dengan masa tenor 10-tahun naik 7 basis poin menjadi 3,40% pada hari Jumat, mendekati posisi tertinggi 4 1/2.


Kenaikan ini mendorong kekhawatiran adanya bentrokan anggaran antara Roma dan Brussel. Dimana kenaikan utang Italia akan membuat penurunan peringkat kredit, dimana ini berpotensi mengirim imbal hasil obligasi Italia melonjak naik. Sayangnya, hal ini juga akan membantu memperbarui kekhawatiran tentang potensi Italia untuk memicu babak baru dalam krisis utang jangka panjang di zona euro.


Dalam surat yang ditanda-tangani oleh Wakil Presiden Komisi Eropa Valdis Dombrovskis dan Komisaris Urusan Ekonomi dan Uni Eropa Pierre Moscovici, Kami menyerukan kepada otoritas Italia untuk memastikan bahwa [anggaran] akan sesuai dengan aturan fiskal umum dan berharap untuk melihat rincian tindakan. Demikian isi surat itu, sebagaimana dikabarkan Reuters. Surat itu dikirim ke Menteri Ekonomi Italia Giovanni Tria, menurut harian La Repubblica.


Dalam rilisan yang disampaikan oleh Pemerintah Italia pada hari Kamis, menyatakan bahwa mereka mengharapkan target difisit bisa turun menjadi 2,1% dari PDB pada 2020 nanti dan 1,8% pada tahun 2021. Sementara hutang pemerintah, secara kotor ditetapkan menurun dari 130,9% dari PDB menjadi 126,7% pada 2021 nanti.


Peningkatan itu didasarkan pada perkiraan yang tidak realistis menurut salah satu ekonom dari Daiwa. Dikatakan olehnya bahwa percepatan PDB dengan pertumbuhan saat ini diprediksi hanya akan naik 1,2% y/y tahun ini dan menjadi 1,5% y/y dalam tiga tahun berikutnya. Pertumbuhan tersebut, dibandingkan dengan pertumbuhan rata-rata yang mendekati 1,0% y/y. Dengan asumsi bahwa tidak ada perubahan kebijakan dan mungkin setidaknya dua kali lipat tingkat potensi Italia, menghadap dampak buruk pada permintaan lingkungan hasil yang lebih tinggi yang akan dihasilkan dari kebesaran pemerintah. (Lukman Hqeem)