Loretta Mester, Gubernur Bank Sentral AS wilayah Cleveland

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Gubernur Bank Sentral AS wilayah Cleveland, Loretta Mester menyatakan bahwa suku bunga The Fed bisa naik agresif ditahun ini dan kedepannya. Lebih cepat dari perkiraan, ditahun 2019 The Federal Reserve bisa menaikkan kembali suku bunga sebanyak 3-4 kali.

Pendapat Mester ini, meski tidak disukai dan kurang populer, nyatanya dia merupakan anggota dewan gubernur bank sentral AS yang bisa berkontribusi dalam kebijakan moneternya. Menurut Mester, sikap agresif tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa suku bunga AS bisa naik lebih cepat dan banyak dari perkiraan sebelumnya.

Kenaikan suku bunga secara agresif di picu oleh kenaikan belanja konsumen dan belanja bisnis. Kondisi ini memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi, diperkirakan bisa tumbuh sekitar 2,5% di tahun ini. Disisi lain, pemangkasan pajak dapat mendorong pertumbuhan lebih cepat meski memberikan tumpangan ekonomi yang lebih kuat di tahun depan.

Sementara itu, tingkat pengangguran AS saat ini di level 4,1%, masih bisa turun dibawah 4% pada akhir tahun ini. Laju inflasi memang masih di bawah target 2%. Setidaknya laju inflasi bisa kembali mencapai tujuan 2% dalam waktu satu atau dua tahun ke depan.

Menurut Mester jika ekonomi berkembang sesuai perkiraanya, kenaikan suku bunga lebih lanjut bisa terjadi di tahun ini dan tahun depan dengan kecepatan yang sama dengan tahun lalu. Mester berpikir bahwa kenaikan suku bunga tersebut bisa 3 kali atau bahkan 4 kali per tahunnya. Menurutnya masih masuk akal.

Ia juga menegaskan bahwa kenaikan suku bunga yang bertahap tersebut memungkinkan inflasi mencapai target 2%, sekaligus menjaga risiko dari pergerakan dalam sistem keuangan yang dapat menyebabkan perekonomian memanas.

Tahun lalu, the Fed menaikkan suku bunganya sebanyak 3 kali sebesar 0,75% menjadi 1,5%. Sebelumnya para pejabat the Fed mengharapkan di tahun ini suku bunganya juga bisa naik 0,75% dan tahun depan bisa naik 0,5%.

Menurut Mester pada 2019 nanti, the Fed bisa menaikkan 0,75% suku bunganya karena menurutnya sisi pemotongan pajak Trump bisa meningkatkan laju pertumbuhan sekitar 0,25% hingga 0,5% di akhir tahun ini. Ia sendiri yakin bahwa laju pertumbuhan tersebut bisa lebih besar. Menurutnya potensi pertumbuhan ekonomi AS secara jangka panjang sekitar 2% per tahunnya, lebih cepat dari perkiraan yang dilihat sebagian besar rekan-rekannya di the Fed sekitar 1,8%.

Agenda pertemuan FOMC selanjutnya diselenggarakan pada 30 – 31 Januari. Diperkirakan The Fed akan akan menunda kenaikan suku bunga sampai pertemuan di bulan Maret nanti. (Lukman Hqeem)