Bursa saham diperkirakan masih akan bullish setidaknya hingga awal oktober.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Indek S&P 500 membukukan rekor penutupan tertinggi pada perdagangan di hari Jumat (19/01/2024) untuk pertama kalinya dalam dua tahun, didorong oleh reli saham pembuat chip dan saham teknologi kelas berat lainnya di tengah optimisme seputar kecerdasan buatan. Hasil ini mengkonfirmasi bahwa S&P 500 telah berada dalam pasar bullish sejak ditutup pada level terendahnya pada 12 Oktober 2022, menurut sebuah ukuran yang juga menempatkan tanggal tersebut sebagai akhir dari pasar bearish.

Dalam aksi jual antara rekor penutupan tertingginya di 4,796.56 pada 3 Januari 2022 dan terendah pada Oktober 2022, S&P 500 anjlok 25%. Pada hari Jumat, S&P 500 melonjak 1,23% untuk mengakhiri sesi di 4.839,81 poin. Resistensi 4.800 tentunya merupakan level kunci yang sulit untuk diatasi. Jadi jika kita terus bergerak ke arah ini, itu akan menjadi tanda sentimen yang sangat positif.

Saham Nvidia naik 4,2% dan AMD menguat lebih dari 7% setelah pembuat server Super Micro Computer  menaikkan perkiraan laba kuartal kedua, membuat sahamnya melonjak 36%. Investor menukarkan saham Nvidia senilai $31 miliar dan saham AMD senilai $23 miliar, turnover lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain mana pun di Wall Street, menurut data LSEG. Saham pembuat chip telah menguat sejak Taiwan Semiconductor Manufacturing Company, pembuat chip kontrak terbesar di dunia, pada hari Rabu mengatakan pihaknya melihat adanya lonjakan permintaan untuk chip kelas atas yang digunakan dalam AI.

Sementara Microsoft dan Apple, dua perusahaan paling berharga di dunia, keduanya naik lebih dari 1%.  Menempatkan Nasdaq melonjak 1,70% menjadi 15.310,97 poin, sedangkan Dow Jones menguat 1,05% menjadi 37.863,80 poin.

Volume di bursa AS sangat besar, dengan 12,3 miliar saham diperdagangkan, dibandingkan dengan rata-rata 11,5 miliar saham dalam 20 sesi sebelumnya.

Setelah melonjak sepanjang bulan Desember, Wall Street tidak bergerak dalam beberapa pekan terakhir karena investor mengekang ekspektasi Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga segera pada bulan Maret.

Pedagang suku bunga sekarang melihat peluang 52% penurunan suku bunga pada bulan Maret, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

Investor saham juga terhibur pada hari Jumat oleh survei pendahuluan Universitas Michigan yang menunjukkan sentimen konsumen membaik pada bulan Januari ke level tertinggi sejak musim panas 2021.

Indek S&P 500 bisa kehilangan kekuatan jika perusahaan yang melaporkan hasil kuartalan selama beberapa minggu ke depan gagal membenarkan penilaian yang relatif tinggi. Laporan Netflix  pada hari Selasa, diikuti oleh Tesla  di hari Rabu. Rekor baru S&P 500 ini dapat dipertahankan selama pendapatan memenuhi ekspektasi. Sebaliknya, jika pasar bergerak lebih maju, atau mendapatkan panduan dari beberapa perusahaan yang tidak sesuai dengan sentimen bullish yang diperkirakan oleh mereka, hal itu dapat menjadi sebuah risiko yang nyata.

Saham-saham yang menguat melebihi jumlah saham-saham yang melemah dalam S&P 500 (.AD.SPX) dengan rasio 2,9 banding satu. S&P 500 membukukan 60 titik tertinggi baru dan 3 titik terendah baru; Nasdaq mencatat 97 titik tertinggi baru dan 191 titik terendah baru.