Harga minyak naik pada perdagangan di hari Jumat (12/01/2023) karena beberapa kapal tanker minyak mengalihkan jalur dari Laut Merah setelah serangan oleh AS dan Inggris terhadap sasaran Houthi di Yaman. Sementara itu imbal hasil Obligasi AS menurun di tengah berita bahwa harga produsen AS secara tak terduga turun pada bulan Desember.
Saham-saham Wall Street ditutup hampir datar setelah bergerak diantara kenaikan dan penurunan yang moderat selama sesi tersebut. Musim pendapatan di AS secara tidak resmi telah dimulai, dimana bank-bank besar AS melaporkan laba yang lebih rendah untuk kuartal ini yang terkena biaya khusus dan PHK serta tanda-tanda bahwa beberapa pinjaman konsumen mulai memburuk.
Meski laba per kuartalnya turun, JPMorgan Chase melaporkan laba tahunan terbaiknya dan memperkirakan pendapatan bunga yang lebih tinggi dari perkiraan untuk tahun 2024. Sahamnya turun 0,7%, dan indek sub sektor perbankan di S&P 500 turun 1,3%.
Pesawat tempur, kapal, dan kapal selam Amerika dan Inggris melancarkan lusinan serangan udara di seluruh Yaman semalam sebagai pembalasan terhadap pasukan Houthi yang didukung Iran atas serangan terhadap pelayaran Laut Merah. Tindakan ini memperluas konflik yang berasal dari perang Israel di Gaza.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 88 sen, atau 1,1%, menjadi $78,29 per barel. Sesi tertingginya lebih dari $80, tertinggi tahun ini sejauh ini. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 66 sen, atau 0,9%, menjadi $72,68, mengurangi kenaikan setelah menyentuh level tertinggi tahun 2024 di $75,25.
Data PPI AS meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga AS lebih awal dari Federal Reserve. Indeks harga produsen untuk permintaan akhir turun 0,1% bulan lalu karena harga barang menurun, sementara harga jasa tidak berubah, yang menjadi pertanda baik bagi penurunan inflasi di bulan-bulan mendatang.
Data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan harga konsumen AS naik lebih dari perkiraan pada bulan Desember. Sayangnya, pelaku pasar sendiri nampak mengabaikan laporan CPI kemarin karena tren inflasi membaik dan The Fed dapat secara sah mempertimbangkan penurunan suku bunga tahun ini. Jalur inflasi mulai membaik dan harga konsumen secara bertahap akan mencapai target 2% The Fed.
Imbal hasil Obligasi AS tenor 2 tahun turun ke level terendah sejak Mei di 4,119% setelah data PPI dirilis. Terakhir turun 11,8 basis poin (bps) pada 4,142%. Untuk minggu ini, imbal hasil obligasi dua tahun, yang mencerminkan ekspektasi pergerakan suku bunga, turun 13,1 bps, yang merupakan kinerja mingguan terburuknya dalam sebulan. Imbal hasil tenor 10-tahun turun ke level terendah satu minggu di 3,916% dan terakhir di 3,955%, turun 1,7 bps.
Pasar suku bunga berjangka AS memperkirakan hampir 80% peluang penurunan suku bunga pada pertemuan kebijakan The Fed bulan Maret, naik dari 71% pada Kamis malam.
Indek Dow Jones turun 118,04 poin atau 0,31% menjadi 37.592,98. S&P 500 naik 3,59 poin, atau 0,08%, pada 4.783,83 dan Nasdaq naik 2,58 poin, atau 0,02% menjadi 14.972,76. Untuk minggu ini, S&P 500 naik 1,84%, persentase kenaikan mingguan terbesar sejak pertengahan Desember.
Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan suku bunga bisa diturunkan jika bank sentral yakin inflasi telah turun ke target 2%.
Indeks dolar memangkas kenaikan setelah data PPI, terakhir naik 0,19% pada 102,40. Pasar AS akan tutup pada hari Senin untuk hari libur Martin Luther King Jr.