Wall Street mengarah ke selatan pada perdagangan di hari Selasa (15/08/2023), terseret oleh ketakutan-ketakutan lama “tertalalu tinggi untuk lebih lama” dimana angka penjualan ritel yang kuat menunjukkan ekonomi berjalan dengan baik di bawah beban kebijakan moneter ketat Fed. Ketiga indeks saham utama AS mengakhiri sesi setidaknya turun 1% dalam aksi jual secara luas yang tidak menyisakan korban di antara sector utama dalam bursa S&P 500.
Semua sector mengalami penurunan dimana yang paling terpukul adalah sektor perbankan yang turun 2,8%. Para investor resah atas prospek regulasi yang lebih ketat dan potensi penurunan peringkat kredit.
Sementara itu ada kekhawatiran pasar yang bersumber dari permintaan China yang lesu, hal ini menarik harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate dan membuat saham-saham di sector energi harus jatuh 2,4%.
Saham-saham raksasa yang sensitif dengan suku bunga juga berada di bawah tekanan. Apple, Amazon, Tesla dan Microsoft menjadi pemberat penurunan indek pada hari itu.
Sementara itu, data penjualan ritel AS di bulan Juli menurut Departemen Perdagangan melampaui ekspektasi, sekali lagi menunjukkan bahwa dompet konsumen terbuka dan menggarisbawahi ketahanan ekonomi AS hampir satu setengah tahun dalam kampanye tanpa henti Powell & Co melawan inflasi, meredupkan harapan mereka. yang menginginkan poros dovish dalam waktu dekat.
Selanjutnya, pasar akan mencerna laporan pendapatan, Home Depot yang merupakan peritel perbaikan rumah dimana mereka menggemakan data penjualan ritel yang cerah dengan laporan triwulanan yang mengalahkan konsensus. Sebaliknya, pesaingnya Target diperkirakan akan membukukan penurunan pendapatan kuartalan pertama dalam enam tahun.
Data ekonomi yang akan dirilis pada hari Rabu mencakup laporan produksi/kapasitas industri Federal Reserve bulan Juli, nomor izin pembangunan/pembangunan rumah bulan lalu milik Departemen Perdagangan serta data permintaan hipotek mingguan MBA. Selain itu, risalah dari pertemuan FOMC pada 25-26 Juli.