ESANDAR – Bursa saham AS kembali mengalami lonjakan dalam tiga hari berturut-turut, dibantu oleh data ekonomi tentang pekerjaan swasta AS secara bulanan. Angka yang dihasilkan sangat kuat dan ada laporan tentang kemajuan pengembangan obat untuk memerangi virus corona. Sentimen bullish terlihat didorong oleh harapan bahwa meningkatkan upaya penahanan dan bekerja menuju vaksin baru dapat menumpulkan dampak ekonomi dari virus corona.
Indek Dow Jones naik 483,22 poin, atau 1,7%, berakhir pada 29.290,85, sementara S&P 500 naik 37,10 poin, atau 1,1%, ditutup pada 3.334,69. Indek Nasdaq naik 40,71 poin, 0,4%, ditutup pada 9.508,68. Level-level tersebut menandai tertinggi penutupan baru untuk S&P 500 dan Nasdaq, sementara yang terakhir juga menetapkan tinggi intraday baru di 9.574,94. Untuk minggu ini, Dow naik 3,7%, S&P 500 3,4%, dan Nasdaq telah naik 3,9%.
Data ekonomi AS terkini menyatakan bahwa angka pengajian di sector swasta meningkat sebesar 291 ribu. Laporan yang dirilis oleh ADP menunjukkan dibulan Januari tersebut ada peningkatan jauh diatas ekspektasi sebelumnya yang hanya memperkirakan pekerjaan di sector swasta akan naik sebanyak 156 ribu.
Secara terpisah, para peneliti Inggris mengatakan bahwa mereka telah membuat “terobosan yang signifikan” dalam menemukan vaksin untuk virus corona. Meskipun lembaga WHO belum mengkonfirmasi info tersebut, namun berita ini mampu mengangkat sentimen positif investor. Ada juga laporan dari tim peneliti di Universitas Zhejiang bahwa mereka juga telah menemukan obat yang efektif untuk mengobati orang yang terjangkit virus Corona.
Dalam perdagangan di Asia, Bursa saham Hong Kong berakhir lebih rendah. Indek Hangseng turun sekitar 0.15%, meskipun sentimen global cukup positif dari kenaikan di bursa saham Wall Street. Tetap saja Indek saham tertekan akibat data ekonomi domestik China yang kurang memuaskan. Data PMI di sektor jasa Cina untuk bulan Januari versi Caixin lebih rendah dari perkiraan. Indeks Aktivitas Bisnis di angka 51.8, atau lebih rendah dari perkiraan 52 dari para analis. Hasil ini mengkonfirmasi dugaan sementara bahwa perekonomian China di bawah tekanan dengan meluasnya wabah virus Corona. Ekspansi yang lebih lambat di sektor jasa dan manufaktur pada bulan Januari membuktikan hal itu.
Dari Jepang dilaporkan bahwa Bursa Saham Tokyo kembali memperpanjang kenaikan mereka, setelah mendapat dukungan dari hasil perdagangan di Wall Street dan melemahnya Yen terhadap US Dollar. Indek Nikkei berakhir dengan kenaikan 1.02%. Ada tekanan jual yang terjadi menjelang penutupan di tengah kekhawatiran yang terus-menerus terhadap epidemi virus Corona yang belum mereda. Sejumlah saham-saham yang berorientasi ekspor seperti produsen mobil Toyota serta produsen mesin konstruksi Komatsu, mendapatkan minat beli setelah mata uang Yen terdepresisi terhadap Greenback.
Sementara di Seoul, Bursa saham mengalami kenaikan setelah mendapat imbas positif dari reli di bursa Wall Street. Indek Kospi berakhir dengan naik 0.45%. Sementara itu aliran modal asing ke pasar Korea Selatan kembali mengalir setelah sebelumnya surut akibat penyebaran wabah virus dari Cina. Aliran dana asing yang masuk telah memicu rebound terhadap pergerakan saham-saham semikonduktor serta yang ada di indeks utama. Sebelumnya analis mengatakan bahwa saham pembuat chip Korea dan saham blue-chip lainnya telah mengalami penurunan berlebihan, akibat dari ketakutan investor terhadap virus meskipun fundamental mereka yang kuat.